Jakarta –
X, sebelumnya Twitter, telah ditutup di Brasil. Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva juga mengatakan dunia harus menerima agenda sayap kanan Elon Musk karena kekayaannya begitu besar.
“Sistem peradilan Brasil mungkin telah mengirimkan pesan penting bahwa dunia tidak boleh menerima apa pun tentang sayap kanan Musk hanya karena dia kaya.” Demikian seperti dikutip Detiknet dari CNN.
Komentar Lula da Silva adalah yang terbaru dari serangkaian serangan Musk terhadap kebebasan berpendapat, maraknya akun sayap kanan, dan misinformasi di negara tersebut. Warga Brazil, termasuk presiden, mengucapkan selamat tinggal kepada X.
Brasil merupakan pasar penting bagi X dengan 40 juta orang Brasil, sekitar seperlima populasi, mengakses X setidaknya sebulan sekali, menurut data yang diterbitkan oleh Emarketer.
Akses diblokir setelah Mahkamah Agung Brasil memerintahkan penangguhan X secara nasional karena Musk menolak menunjuk perwakilan hukum di sana.
“Tidak ada seorang pun yang dapat melakukan aktivitasnya di Brasil sesuai dengan hukum federal dan konstitusi,” kata Ketua Mahkamah Agung Brasil, Cristiano Zenin.
Semua perusahaan telekomunikasi di negara tersebut telah diperintahkan untuk menutup X. Larangan ini akan tetap berlaku sampai X mematuhi peraturan dan membayar denda yang melebihi $3 juta pada minggu lalu.
Musk, yang mengaku percaya pada kebebasan berpendapat absolut, menyebut tindakan pengadilan tersebut sebagai sensor. Miliarder teknologi sayap kanan ini mengklaim bahwa warga Brasil akan berpartisipasi dalam protes untuk kebebasan, memprotes pengawasan peradilan, dan membela kebebasan berbicara. Tonton video “Hakim Brasil membuat marah Elon Musk dengan hasil pemblokiran X” (fyk / afr)