Jakarta –

Dikenal dengan nama Pasar Jatinegar atau Pasar Mester, merupakan pasar tertua di Jakarta yang masih eksis hingga saat ini. Namun, pasar legendaris tersebut kini sepi pembeli.

Pantauan detikcom, Senin (6/1/2025), pintu masuk utama pasar ini berada di Jalan Mataram Raya, Jakarta Timur, tepat di depan Animal Bazaar dan Cityplaza Jatinegar Mall.

Di pintu masuk utama pasar banyak terdapat toko-toko swasta dan pedagang kaki lima di sisi kanan dan kiri jalan. Toko-toko ini menjual berbagai macam barang mulai dari perlengkapan rumah tangga, aksesoris bayi, sepatu dan lainnya.

Lebih dalam lagi, bangunan induk Pasar Jatinegar yang dikelola PD Pasar Jaya ini merupakan bangunan pasar bertingkat berwarna oranye dengan sentuhan warna hijau, putih, dan biru.

Terdapat warung Ola di bagian semi basement pasar, yang menjual sayur mayur dan kebutuhan pokok lainnya. Di sisi lain lantai ini terdapat toko-toko yang terutama menjual tas dan aksesoris seperti ikat pinggang dll.

Kemudian di lantai satu Pasar Jatinegar Meister terdapat toko-toko yang sebagian besar menjual pakaian. Begitu pula dengan pasar dasar yang masih didominasi oleh pakaian dan produk tekstil lainnya.

Kemudian di lantai dua banyak terdapat toko yang menjual sepatu dan boots. Sedangkan di lantai tiga pasar ini terdapat toko-toko yang menyediakan jasa menjahit.

Namun kawasan pasar ini terlihat cukup sepi. Hingga pukul 10.30 WIB, pengunjung pasar juga masih terlihat banyak.

Suasana tenang ini semakin terlihat oleh pengunjung ketika berada di lantai atas bangunan pasar, seperti lantai dua dan tiga, banyak toko atau kios yang tutup, terutama di lantai atas atau tiga.

Untungnya Pasar Meister Jatinegar masih terlihat cukup ramai, terbukti dengan masih sedikitnya toko dan kios yang tutup kecuali di lantai atas pasar.

Sebagai referensi, situs resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta menjelaskan bahwa Bazar Jatinegar atau “Tuan Pasar” merupakan pasar tertua di pusat pemerintahan saat ini.

Sejarah pasar ini bermula ketika Meister Cornelis Senen, seorang guru Kristen asal Portugis, membeli tanah di Sungai Silivung dan menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan perdagangan pada tahun 1661.

Seiring berjalannya waktu, nama Meister diubah menjadi Meister karena adanya penyesuaian pengucapan masyarakat sekitar. Setelah masa penjajahan Belanda berakhir, nama Meester diganti dengan Jatinegara yang berarti “negeri sejati”.

(fdl/fdl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *