Jakarta –

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui dana anggaran daerah atau transfer ke daerah (TKD) semakin bertambah dan menjadi tantangan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) negara. Hal itu disampaikannya saat menghadiri rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan.

Shri Mulyani mengatakan kenaikan APBD seiring dengan peningkatan belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang juga meningkat. Hal ini menjadi tantangan bagi APBN.

“Desentralisasi keuangan tercermin pada dana transfer daerah yang mengalami pertumbuhan relatif signifikan. Sebenarnya ini tantangan APBN karena transfer ke daerah semakin banyak, tapi biaya di K/L juga semakin besar,” kata Sri Mulyani, Senin (11/6/2024).

Berdasarkan data yang disampaikannya, migrasi ke daerah semakin meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2021, alokasi anggaran transfer ke daerah mencapai Rp785,7 triliun. Pada tahun 2022 jumlahnya meningkat menjadi Rp 816,2 triliun pada tahun 2022 dan Rp 881,4 triliun pada tahun 2023.

Sedangkan untuk tahun 2025, Sri Mulyani menyiapkan anggaran daerah sebesar Rp 890,6 triliun. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2024 yang sebesar Rp 857,6 triliun.

Di sisi lain, belanja K/A akan meningkat pada tahun 2025. Misalnya, anggaran pendidikan kebijakan makroekonomi dan kebijakan fiskal inti (KEM PPKF) pada tahun 2025 sekitar Rp708 triliun hingga Rp741 triliun.

“Dalam hal ini banyak terjadi tumpang tindih antara belanja daerah dan belanja pusat, mulai dari masalah infrastruktur hingga sumber daya manusia. Beban tersebut harus ditanggung APBN karena merupakan sumber utama transfer daerah,” imbuhnya.

Tonton juga videonya: Sri Mulyani memperkenalkan langsung, Menteri Keuangan Prabowo Tommy Jivandono?

(rd/rir)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *