Jakarta –
Pusat data sementara tersebut kacau sejak Kamis (20/6/2024) setelah mengalami serangan ransomware. Pada saat yang sama, pemerintah menindak perjudian online.
Diketahui, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi telah mengeluarkan nomor B-1678/M.KOMINFO/OI/02.02.06/2024 kepada penyedia jasa komunikasi.
Menteri Komunikasi dan Informatika, dalam keputusan penghentian layanan telekomunikasi, memerintahkan operator untuk menangguhkan akses jalur komunikasi internet yang diduga digunakan untuk perjudian online, khususnya ke dan dari Kamboja dan Filipina dalam waktu 3 x 24 hari kerja sejak tanggal penandatanganan. surat ini.
Cominfo juga menyamakan antara penangguhan perjudian online dan serangan ransomware terhadap pusat data pemerintah dari waktu ke waktu.
“Instruksi ini belum terlihat,” kata Samuel, Direktur Jenderal Penerangan Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Jadi, dokter bedahnya sedang bekerja sekarang, dan kami akan menjelaskan berapa banyak yang bisa kami dapatkan nanti.” Senin (24/6/2024) Abrijani Pangerapan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Badan Keamanan Siber dan Jaringan Nasional (BSSN) mengungkapkan pusat data sementara miliknya mengalami gangguan akibat serangan ransomware. Hingga saat ini, data layanan publik belum terbukti aman.
Menurut Hinsa Siburian, Kepala BSSN, pelaku serangan ransomware ini adalah Brain Chiper, perangkat lunak pengembangan dari LockBit 3.0.
Hinsa mengatakan, Senin (24/6/) di Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, “Oleh karena itu, Ransomeware ini terus dikembangkan. Begitu dilihat sampelnya, untuk sementara dilakukan petugas investigasi BSSN.
Hinsa menjelaskan bahwa chip otak serangan Ransomware mengenkripsi data yang dicuri. Bahkan, pelaku meminta uang tebusan sebesar 8 juta dolar AS atau Rp 131 miliar.
“Kami juga sedang mempelajari semuanya (kompensasi dibayarkan) dan kemungkinan besar pelakunya dari luar negeri,” lanjutnya. Tonton video “Cominfo: Beberapa layanan di pusat data nasional sudah aktif” (agt/fyk)