Jakarta –
Perum BULOG melakukan penyerapan gabah melalui kemitraan Program Mitra Petani Bulog di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Luas lahan yang dipanen di Desa Watukebo, Kabupaten Banyuwangi, mencapai sekitar 6 hektar dari total luas lahan proyek kemitraan sinergis seluas 31 hektar.
Direktur Bisnis Perum BULOG Febby Novita mengatakan, panen raya yang terjadi saat ini membuktikan Bulog hadir di tengah-tengahnya. Dalam kondisi cuaca dan iklim yang terus berubah, Bulog berupaya untuk mendekatkan masyarakat ke hulu dengan menggandeng Pandawa Agri Indonesia melalui program Mitra Tani.
“Jadi program Mitra Tani ini, yang mana Program Kemitraan, adalah bagaimana kita berkolaborasi dengan perusahaan atau kelompok tani seperti Gapoktan. Melalui Mitra Tani yang mengutamakan kerjasama dengan petani, kita memperkuat rantai pasok, meningkatkan produktivitas pertanian dan memberikan pelatihan kepada petani. petani tentang cara bertani yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” jelas Febby dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/10/2024).
Dia mengungkapkan, Bulog memperluas cakupan Program Mitra Tani untuk memenuhi kebutuhan persediaan rumah tangga. Inisiatif hulu ini dirancang untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan dengan memberikan dukungan langsung kepada petani di Banyuwangi.
Program ini berfokus pada peningkatan akses terhadap sumber daya pertanian penting seperti pupuk dan benih. Selain memberikan pembiayaan produksi untuk memastikan petani dapat melakukan praktik pertanian berkelanjutan.
Sementara itu, Direktur Human Capital Sudarsono Hardjosoekardo mengatakan perubahan iklim sedang dihadapi secara global. Meski demikian, Bulog tetap akan menjalankan tugas mulia untuk kedua belah pihak.
Sisi pertama, singkatnya, yang menurut Bulog adalah memberikan kebaikan kepada seluruh masyarakat konsumen dengan menjamin ketersediaan beras dan bahan pokok lainnya di semua tempat, baik melalui bantuan pangan maupun melalui mekanisme pasar atau operasi pasar yang disebut SPHP yang saat ini sedang berjalan. sedang berlangsung”, kata Sudarsono.
Mengingat hal itu, konsumen yang sebagian besar mengkonsumsi beras dan bahan pokok lainnya tidak mengalami kesulitan dan merasa aman karena ketersediaan stok pangan yang tersedia di berbagai gudang Bulog di seluruh Indonesia, dari Sabang hingga Merauke tetap terjaga, lanjutnya.
Sementara di sisi lain, Bulog ramah petani melalui program Mitra Tani. Bulog mengembangkannya di berbagai tempat dan juga telah mengembangkan proyek percontohan di berbagai tempat bahkan akan bekerja sama dengan TNI yang telah mengembangkan tempat-tempat yang sebelumnya sumber daya airnya terbatas.
Alat tersebut disuplai dari Bulog agar air tersedia cukup. Upaya ini dilakukan di beberapa provinsi yang bekerja sama dengan Bulog. Hal ini merupakan wujud silaturahmi Bulog dengan petani
“Kami juga berencana memperkuat cadangan pangan, salah satunya dengan membebaskan para petani di lahan marginal yang masih banyak terdapat di beberapa tempat seperti Sulawesi, Kalimantan, dan beberapa provinsi lainnya. Tahun depan, kami akan “Ada musim panen di bulan februari 2024, maka dari itu kita sangat mendorong produksi dalam negeri semaksimal mungkin, termasuk program untuk mendorong para petani muda, para petani muda di desa ini untuk mencintai pertanian, jadi produksinya bagus”, jelasnya Sudarsono.
“Selain dukungan finansial, program ini memberikan bantuan agronomi yang komprehensif, termasuk panduan pengelolaan tanaman dan teknik panen yang optimal, untuk memastikan ketahanan jangka panjang di sektor pertanian,” tambahnya.
Hadir pula perwakilan mitra kerja sama Bulog, CEO PT Pandawa Agri Indonesia Kukuh Roxa dan perwakilan Petani Muda Arvy Rizaldy. Kukuh menjelaskan, pihaknya telah merancang inovasi khusus untuk memenuhi kebutuhan petani dengan tetap menjaga kesehatan lingkungan dan tanah.
“Produk-produk dalam paket PPAI merupakan alternatif ramah lingkungan dibandingkan input konvensional, sehingga pertanian lebih berkelanjutan dan mendukung keberhasilan pertanian jangka panjang. Petani dapat memperoleh keuntungan bersih yang lebih tinggi, mendapatkan manfaat dari kondisi pasar yang menguntungkan, dan dapat mengadopsi praktik pertanian yang lebih berkelanjutan,” kata Kokoh.
Sementara itu, perwakilan pemuda tani Banyuwangi Arvy Rizaldy merinci, sektor pertanian padi menghadapi tantangan yang cukup besar, dengan hanya 21,9% petani berusia 16-30 tahun.
“Banyak generasi muda yang menghindari bertani karena kurangnya minat dan pandangan negatif terhadap profesinya. Bertani dengan Teknologi PPAI menghilangkan hambatan bagi generasi muda karena prosesnya disederhanakan dan mereka mendapat pendampingan yang dekat,” kata Arvy.
“Selain itu, hasilnya lebih menguntungkan sehingga menjadikan pertanian sebagai pilihan karir yang lebih menarik dan layak bagi generasi muda,” lanjutnya. (acd/acd)