Jakarta –

Generasi muda Amerika mulai mengeluhkan dampak inflasi. Sekitar 54 persen di antaranya mengatakan kenaikan harga pangan sangat nyata.

Hal ini berdasarkan survei CNBC terhadap 1.033 anak berusia 18 hingga 24 tahun yang dilakukan oleh Generation Lab. Dalam survei tersebut, menurut responden, belanja anggaran yang paling tinggi di kantong mereka adalah untuk makanan, yaitu 54 persen. Angka tersebut disusul sewa 22%, kebutuhan pribadi 10%, layanan kesehatan 6%, dan utilitas 6%.

Meskipun inflasi telah melambat sejak mencapai puncaknya sebesar 9,1% pada bulan Juni 2022, inflasi naik sebesar 3,5% pada bulan Maret, berdasarkan Indeks Harga Konsumen AS.

Kekhawatiran terbesar di kalangan generasi muda adalah harga pangan, yang menurut Indeks Harga Konsumen, meningkat sebesar 25% dalam empat tahun terakhir. Pada saat yang sama, jenis permintaan lainnya meningkat sebesar 21%.

Meskipun pertumbuhan upah telah melampaui inflasi sejak awal tahun 2023, harga pangan dan bahan makanan telah meningkat selama empat tahun terakhir. Kedua perkiraan tersebut sangat mengejutkan bagi kelompok masyarakat kurang beruntung, karena pekerja muda mempunyai pendapatan yang relatif rendah ketika mereka memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, biaya makanan menghabiskan sebagian besar pengeluaran mereka.

Selain itu, kaum muda merasa stres dan cemas akibat meningkatnya biaya pinjaman. Menurut Intuit Credit Karma, rata-rata saldo kartu kredit di kalangan Gen Z (lahir 1997-2012) dan Milenial (lahir 1981-1996) masing-masing meningkat sebesar 62 persen dan 50 persen.

Carla Adams, perencana keuangan bersertifikat di Michigan, menjelaskan masalah ini. Salah satu cara masyarakat dapat memangkas biaya adalah dengan mengurangi makanan, katanya. Meski demikian, banyak masyarakat yang mengalami depresi akibat menurunnya taraf hidup karena harga pangan tidak lebih rendah dari harga konsumsi.

Itu sebabnya kenaikan harga pangan lebih terasa setiap hari dibandingkan sewa rumah yang meningkat signifikan dalam empat tahun terakhir. Kenaikan harga berdampak pada harga pangan yang murah, termasuk fast food. Adams percaya bahwa harga saat ini lebih tinggi dari inflasi secara umum.

“Setiap orang harus memakannya setiap hari. Makanan apa pun yang lebih mahal dari ramen microwave adalah sebuah kesenangan yang kebanyakan orang mampu membelinya tanpa mengeluarkan banyak uang. Dan saat ini, pilihan tersebut tidak banyak,” kata Adams kepada CNBC. Lakukan. (ed./ed.)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *