Badung –
Helikopter wisata yang jatuh di Pecatu, Bali, ternyata tidak memiliki kotak hitam. Bagaimana bisa?
Menurut Badan Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT), helikopter dengan nomor penerbangan PK-WSP tidak memiliki kotak hitam.
Helikopter ini tidak ada black boxnya. Kami pastikan helikopter ini tidak ada black boxnya, kata Kepala Kanwil IV Agustinus Budi Hartono di lokasi jatuhnya helikopter, Sabtu (20/11/2019). 2013) 7/2024).
Meski helikopter tersebut tidak memiliki kotak hitam, namun ternyata sudah sesuai dengan kebutuhan. Agustinus menjelaskan, hal itu diatur dalam Peraturan Keselamatan Penerbangan (PKPS) 91.
Berdasarkan aturan tersebut, helikopter diperbolehkan menggunakan kotak hitam jika kapasitasnya lebih dari 19 orang dan beratnya lebih dari lima ton.
Sedangkan helikopter BELL 505 yang jatuh di Suluban, Pecatu, beratnya hanya 3.680 kilogram.
Helikopter ini bisa dioperasikan oleh satu orang pilot. Ketinggian (penerbangan) maksimal 10 ribu kaki, jelas Agustinus.
Dia menegaskan, helikopter yang jatuh adalah pesawat penumpang. Kelayakan baru diterbitkan pada 25 Juni 2024 dan berlaku selama satu tahun.
Meski belum ada kotak hitam, penyelidikan penyebab jatuhnya helikopter tersebut masih gelap. Tim investigasi akan menganalisis rekaman percakapan antara pilot dan operator penerbangan atau menara ATC di Airnav di Bandara Internasional Ngurah Rai.
Saat ini tim KNKT telah menyelesaikan penyelidikan atas insiden helikopter Bali Helitour. Namun, KNKT belum bisa membeberkan hasil penyelidikannya.
“Saya belum bisa menjawab (hasil penyelidikan),” kata Harry, salah satu pengurus KNKT.
Baik Administrasi Penerbangan Federal maupun FAA sendiri tidak mewajibkan sebagian besar helikopter memiliki kotak hitam.
Black box merupakan suatu alat yang mencatat data pada saat lepas landas yang dapat dianalisis untuk membantu menemukan atau menentukan penyebab suatu kecelakaan.
Agustinus tak mau berspekulasi soal dugaan jatuhnya helikopter karena baling-balingnya tersangkut di jalur layang-layang.
Tn. Agustinus menegaskan: “Kami tidak berani mengatakan demikian meskipun kebenarannya telah ditemukan (jalur layang-layang ditutup).
——-
Artikel ini dimuat di detikBali. Saksikan video “Penyintas kecelakaan helikopter Bali: Sungguh keajaiban bisa hidup” (wsw/wsw)