Jakarta –
Read More : Cuaca Panas Mendidih di Filipina Tembus 50 Derajat Celcius, Warga Keluhkan Gejala Ini
Gula batu merupakan salah satu alternatif pemanis gula pasir yang tidak sulit ditemukan. Dikutip dari website Perpustakaan Universitas Binus, gula batu banyak ditemukan di berbagai makanan Asia.
Sesuai dengan namanya, gula batu berbentuk gumpalan berwarna putih. Ada juga yang berwarna kuning muda atau coklat tua. Gula batu memiliki tingkat kemanisan yang lebih rendah, sekitar 1/3 dibandingkan gula pasir dan kandungan gula pasir.
Gula pasir dan gula pasir berasal dari molase tebu yang bahan utamanya adalah sukrosa. Keduanya merupakan gula sederhana yang kemudian berubah menjadi gula batu dan mengkristal.
Dikutip dari laman Fakultas Keperawatan Universitas Irlandia, kandungan gula batu dan gula pasir:
100 gram gula batu mengandung 99,5 gram karbohidrat
100 gram kandungan gula sama dengan 100 gram karbohidrat.
WebMD menjelaskan jumlah kalori kedua jenis gula tersebut sebagai berikut:
1 sendok teh (4 gram) gula batu mengandung 25 kalori
1 sendok teh (4 gram) gula pasir mengandung 16 kalori.
Selain itu, setiap 4 gram gula batu mengandung 6,5 gram karbohidrat, 6,5 gram sukrosa, serta beberapa vitamin dan mineral. Konsumsi gula batu secara berlebihan berisiko
Dengan kandungan tersebut, konsumsi gula pasir dan gula batu secara berlebihan berbahaya bagi kesehatan. Risiko ini meningkatkan kemungkinan terserang penyakit-penyakit berikut: 1. Penyakit obesitas
Menurut Pedoman Diet USDA, seseorang sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 10% total kalorinya dari tambahan gula. Hal ini akan menyebabkan penambahan berat badan dan penyakit kronis serius lainnya. Diabetes mellitus
Salah satu faktor risiko penyakit ini adalah tingginya konsumsi gula dan karbohidrat. Diabetes tipe 2 dapat memicu berbagai penyakit lain seperti stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung. Penyakit jantung dan tekanan darah tinggi
Penyumbatan pembuluh darah bisa memicu penyakit jantung. Salah satu faktor risiko terjadinya penyumbatan adalah gaya hidup yang buruk, antara lain asupan gula yang tinggi, merokok, kurang olahraga, serta jarang mengonsumsi buah dan sayur. penyakit jantung
Makanan tinggi gula meningkatkan risiko kematian. Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi 17-21% kalori harian sebagai tambahan gula meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 38%. Kehilangan gigi
Gula menyebabkan plak yang dapat merusak enamel. Terakhir, bakteri dapat dengan mudah masuk ke dalam jaringan gusi dan menyebabkan kerusakan tulang dan gigi atau yang biasa disebut dengan periodontitis. Apakah gula batu aman untuk penderita diabetes?
Dikutip dari Buku Pintar SDM Posbindu karya Dirjen P2PTM Kementerian Kesehatan Penderita diabetes sebaiknya mengurangi asupan gula pasir dan gula pasir. Semua produk yang mengandung gula batu dan gula pasir harus dihindari.
Jika Anda ingin mengganti gula batu dengan pemanis alternatif lain, sebaiknya lakukan dalam jumlah terbatas. Gula alternatif lainnya termasuk fruktosa, aspartam, sakarin, dan gula alkohol seperti sorbitol, manitol, dan xylitol.
Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang dapat dicegah. Salah satunya adalah konsumsi gula sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013. Disarankan untuk mengonsumsi gula pasir sebanyak 4 sendok makan saja atau setara dengan 50 gram per hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan asupan gula batu.
Dikutip dari laman Vinmac International Hospital, beberapa manfaat mengonsumsi gula batu: Membantu menyegarkan mood setelah menopause.
Tidak diragukan lagi, tubuh dapat merasakan manfaat gula pasir jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. Dengan risiko yang sama, pola hidup sehat sebaiknya diterapkan dengan konsumsi gula batu dan gula pasir. Tonton video “Ahli Gizi Bilang Kontroversi MSG Lebih Efektif Dibanding Gula dan Garam” (Baris/Baris)