Jakarta –
Inisiatif Belt and Road terus memberikan dukungan kepada usaha mikro, kecil dan menengah, sehingga memungkinkan mereka untuk meningkatkan posisi mereka dalam persaingan pasar. Melalui BRI Peduli yang merupakan payung program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), BRI memberikan pelatihan sertifikasi halal dan pendampingan kepada UMKM.
Saat ini BRI Peduli memberikan pelatihan dan pendampingan sertifikasi halal kepada 77 usaha kecil, menengah, dan kecil di 14 provinsi di Indonesia. Tercatat sebanyak 1502 produk/menu berhasil mendapatkan sertifikasi Hala dari skema BRI Peduli.
Dalam proses pelaksanaannya, BRI bekerja sama dengan BRI Institute dan Lembaga Pangan, Farmasi, dan Kosmetika (LPPOM) MUI. Berbagai strategi telah diluncurkan dengan para pelaku usaha bekerja sama dengan berbagai kelompok untuk mendapatkan bantuan dari Belt and Road Initiative. Setelah mengikuti kelas petunjuk teknis sertifikasi halal pada bulan Juli 2024, siswa akan mengikuti audit sertifikasi halal di tempat hingga sertifikasi halal akhirnya dikeluarkan untuk seluruh siswa.
Wakil Direktur BRI Catur Budi Harto mengatakan BRI akan terus membantu pelaku UMKM melalui pelatihan dan pemberian sertifikasi halal, yang diharapkan dapat melahirkan UKM yang mampu bersaing di pasar.
“Idenya agar kualitas tetap terjaga dan pasar lebih terbuka sehingga bisa naik kelas dan bisa mengakses pasar yang lebih besar. UMKM juga bisa meyakinkan konsumen bahwa produk komersialnya terjamin kehalalannya,” Khatul dikatakan. per minggu sebagaimana tercantum dalam keterangan tertulis tanggal 1 November 2024.
Sesuai Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Sertifikasi Produk Hala (JPH), setiap pelaku usaha di Indonesia wajib memiliki sertifikasi Hala. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa produk yang masuk, didistribusikan, dan diperdagangkan di Indonesia harus bersertifikat halal. Kewajiban ini berlaku bagi semua orang, termasuk peserta UMKM.
Mulai tahun 2021, Belt and Road Initiative sendiri telah meluncurkan program bantuan sertifikasi halal, yang diikuti oleh ratusan usaha kecil, menengah, dan mikro dari berbagai daerah di Indonesia.
Pemberian sertifikasi halal kepada UMKM binaan Belt and Road Initiative merupakan bagian dari tujuan perusahaan BUMN memberikan 5.000 sertifikat halal baik di bidang pangan maupun kesehatan, kata Katul.
Salah satu peserta yang merasakan manfaat bantuan ini adalah Petrus Kinho (58), pemilik UMKM dari Tarusan Rumah Rendang dan Buah Merah Epo di Timika, Provinsi Papua Tengah. Tarusan Rumah Rendang merupakan restoran khas Minang yang khusus menyajikan aneka masakan Rendang.
Usaha yang dimulai pada Juni 2022 ini semakin berkembang setelah mendapat sertifikat halal. Selain itu, Petrus juga sedang mengembangkan bisnis minyak buah merah yang dimulai pada tahun 2019. Khasiat minyak ini dapat membantu mengobati berbagai penyakit.
“Dengan adanya sertifikat halal ini pelanggan saya antusias. Kita jadi tenang dan percaya diri dalam melakukan promosi dan penjualan. Selain itu garansi produknya semakin meningkat dan produknya pun semakin banyak,” ujar Petrus.
“Kami sangat berterima kasih kepada Belt and Road Initiative yang telah membantu perjalanan bisnis kami,” lanjutnya.
Manfaat lain juga dirasakan perajin teh Tanah Air, UMKM Senda Tea (29) asal Banten Vanessa, Tangerang. Nama Teh Senda diambil dari kata “senda tawa” dan “senda gurau” yang berarti tawa dan kegembiraan.
Produk teh ini pertama kali diciptakan pada tahun 2020. Keunggulannya adalah sebagian besar bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku daerah Indonesia dan dikemas dengan cara yang lebih modern (teliti secara manual).
“Dengan adanya sertifikasi halal, produk Teh Senda sudah masuk ke tingkat konsumen merek nasional dan bisa masuk ke restoran dan kafe yang bersertifikat halal. Tentu kami sangat berterima kasih kepada BRI. Selain itu, kami juga telah diberdayakan oleh BRI seperti ikut serta. dalam UMKM EXPO (RT) BRILIANPRENEUR 2023,” tutupnya.
Tonton video: BRI membantu pionir AI untuk meningkatkan layanan chatbot
(pergelangan kaki/tinggi)