Jakarta –
Seorang pekerja di Tiongkok meninggal secara tragis setelah tubuhnya gagal berfungsi akibat bekerja tanpa henti. Seorang pria berusia 30 tahun meninggal setelah bekerja 104 hari dan hanya mengambil cuti satu hari.
SCMP melaporkan, kejadian tersebut bermula saat A’bao menandatangani kontrak dengan sebuah perusahaan di Zhejiang, China. Setelah penandatanganan kontrak, A’bao bekerja 104 hari setiap hari dari Februari hingga Mei tahun lalu, dengan hanya satu hari libur pada 6 April.
Pada tanggal 25 Mei, ia mengambil cuti karena merasa tidak enak badan dan beristirahat di asrama sepanjang hari.
Pada tanggal 28 Mei, kondisi A’bao memburuk dengan cepat. Dia dilarikan ke rumah sakit dan didiagnosis menderita infeksi paru-paru dan gagal napas. A’bao meninggal pada tanggal 1 Juni.
Selama penyelidikan awal atas kematiannya, pejabat jaminan sosial mengatakan bahwa karena lebih dari 48 jam telah berlalu antara penyakit A’bao dan kematiannya, maka hal tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai cedera terkait pekerjaan.
Belakangan, keluarganya menuntut kompensasi, menuduh majikan lalai.
Sebagai tanggapan, perusahaan berpendapat bahwa pekerjaan A’bao dapat dikelola dan lembur bersifat sukarela. Mereka juga berpendapat bahwa kematiannya disebabkan oleh masalah kesehatan yang dialaminya sebelumnya dan kurangnya perhatian medis yang tepat waktu. Saksikan video Kemenkes tingkatkan skrining kesehatan jiwa di Puskesmas (kna/kna).