Jakarta –
Anggota DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan visi dan tekad Presiden Prabo Subianto untuk melaksanakan proses transformasi ekonomi nasional sebagai respons terhadap perubahan zaman harus dipahami.
Menurutnya, proses perubahan ekonomi yang lebih serius dan terencana harus dimulai sekarang. Sebagai proses yang berkelanjutan, transformasi ekonomi yang dimulai saat ini akan menjadi warisan generasi saat ini yang akan dilanjutkan oleh generasi Milenial, Generasi 7, dan Generasi Alpha.
“Keinginan untuk mewujudkan perubahan perekonomian bangsa diawali dengan masuknya dunia ke Era Industri 4.0 dan semakin maraknya penggunaan kecerdasan buatan. Berdasarkan kekayaan negara-bangsa, disepakati untuk mentransformasi perekonomian Indonesia dengan menggunakan berbagai sumber daya alam. sumber daya, kata Masuet, Minggu (10 Desember 2024) dalam keterangannya.
“Presiden Prabo memutuskan untuk memperluas kebijakan hilirisasi hingga mencakup 12 komoditas. Kami berharap rencana transformasi ekonomi nasional didukung oleh seluruh elemen bangsa,” lanjutnya.
Bamsoet menjelaskan, melakukan perubahan dengan agenda hilirisasi sumber daya alam memerlukan perubahan pemikiran dalam tata kelola sumber daya alam. Agar perubahan dan proses hilir dapat berjalan secara efektif, semua lembaga pemerintah terkait harus didorong untuk menanggapi gagasan dan inisiatif yang relevan.
Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia juga harus diprioritaskan, karena faktor terpenting yang menjadi daya tarik sumber daya alam adalah sumber daya manusia lokal yang mampu melakukan pekerjaan pengolahan bahan, manufaktur, dan rekayasa, kata Kepala Badan Kepegawaian Republik Indonesia. 20 yaitu.
“Semua pihak berharap seiring berjalannya waktu pengurasan sumber daya alam tidak lagi menjadi agenda kebutuhan tenaga kerja asing,” lanjutnya.
Tantangan lainnya, jelas Masuet, hilirisasi sumber daya alam bergantung pada barang modal yang sangat mahal dan harus diimpor. Oleh karena itu, investasi pada proyek hilir saat ini sangat mahal.
Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) guna meningkatkan dan memperluas nilai tambah setiap bahan baku sumber daya alam untuk produksi produk investasi di tingkat nasional.
“Pemerintah dan ilmuwan harus lebih bersifat publik dan memberikan ruang lebih kepada peneliti dan inovator. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga diharapkan bisa melahirkan ide dan kesimpulan baru yang relevan. Misalnya terkait mekanisme optimalisasi proses baru. Wakil Ketua KADIN Indonesia sekaligus koordinator menjelaskan “Produksi ramah lingkungan, aspek Pengelolaan limbah, permasalahan kualitas produk dan strategi peningkatan partisipasi masyarakat lokal.”
Mesuet menambahkan, alurnya harus konsisten. Rantai sumber daya alam dapat memberikan banyak manfaat, karena memulai proses pengolahan bahan mentah di kilang menjadi produk akhir yang bernilai tambah.
Puluhan juta lapangan kerja akan tercipta jika rantai ini diterapkan melalui sektor pertambangan, pertanian, pertanian, dan perikanan.
“Negara Indonesia sangat diuntungkan dengan sumber daya alam mentah yang sangat dibutuhkan pasar dunia. Mulai dari emas, tembaga, bauksit, nikel, timah, batu bara, kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, coklat, rumput laut, teh dan rempah-rempah lainnya. ,” kata Wakil Ketua FKPPI itu.
“Dengan menghentikan penjualan bahan mentah, perekonomian nasional akan segera berubah ke arah peningkatan nilai tambah seluruh sumber daya alam mentah. Saya optimis di bawah kepemimpinan Presiden Prabo, kita mampu mengubah perekonomian nasional menjadi lebih baik. kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia,” tutupnya. Tonton video “Video: Ketua Parlemen Prabhu-Gibran berbicara tentang persiapan pengambilan sumpah” (hnu/ega)