Jakarta –
Final Regional ASEAN Data Science Researcher (ASEAN DSE) 2024 diadakan di Vientiane, Laos. Diselenggarakan oleh ASEAN Foundation dan SAP, acara ini mempertemukan 20 pelajar berbakat dari 10 negara ASEAN untuk menghasilkan solusi inovatif berbasis data untuk mengatasi tantangan sosial-ekonomi di kawasan.
Tim ASAP dari Vietnam menciptakan aplikasi seluler “CarbonView” yang menggunakan data untuk menghubungkan pengasaman laut dan volatilitas energi untuk mencapai ekonomi biru yang berkelanjutan.
Trung Kien Lie & Van Truong Cao, anggota tim ASAP, mengatakan, “Kami sangat senang bisa menjadi juara ASEAN DSE 2024! Tantangan dan bimbingan yang kami terima dari ADSE telah meningkatkan keterampilan kami dalam mengembangkan solusi berbasis data. Dan hal ini telah mendorong minat.” “Pengetahuan ini tidak hanya mempersiapkan kita menghadapi masa depan, namun juga memungkinkan kita membuat perbedaan yang berarti, terutama dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.”
Peserta menggunakan SAP Analytics Cloud dan SAP Build untuk menganalisis data dan mengembangkan aplikasi seluler yang menargetkan enam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu nihil kelaparan (SDG 2), kesehatan yang baik dan kemakmuran (SDG 3). . ), air bersih dan sanitasi (SDG 6), kota dan komunitas berkelanjutan (SDG 11), konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDG 12), dan aksi iklim (SDG 13).
Indonesia diwakili oleh Amabelle dan James Leslie dari Binus International University untuk program “AgriGrow” yang menggunakan AI dan IoT untuk meningkatkan ketahanan pangan di ASEAN.
Sedikit informasi ASEAN DSE hadir untuk menjawab permintaan akan pekerja terampil data science yang diperkirakan akan tumbuh pesat. Program ini membekali generasi muda dengan keterampilan analisis data yang penting dalam pasar kerja saat ini.
Dr. Wakil Menteri Pendidikan dan Olahraga Laos, Suryodong Sundara menyoroti pentingnya program ini dalam meningkatkan keterampilan digital di kalangan pemuda ASEAN. “Program Beasiswa Sains Data ASEAN adalah contoh nyata bagaimana kerja sama regional dapat mendorong inovasi dan membangun keterampilan masa depan,” katanya.
Sejak diluncurkan pada tahun 2017, program DSE ASEAN telah memberdayakan lebih dari 100.000 siswa berusia antara 15 dan 30 tahun, termasuk pemuda dari kelompok kurang beruntung atau kurang beruntung, melatih 3.310 pendidik, dan 55% manfaat diberikan bagi penerima manfaat perempuan. Dengan membekali talenta muda dengan keterampilan digital, program ini mendukung Rencana Aksi Pemuda ASEAN 2021-2025, Rencana Aksi Pendidikan ASEAN 2021-2025, Rencana Induk Digital ASEAN 2025 serta Kerangka Ekonomi Digital ASEAN (DEFA), yang tujuannya adalah untuk mendorong wilayah tersebut. Pembangunan ekonomi berbasis teknologi digital
“ASEAN Data Science Explorers merupakan program penting untuk mengembangkan talenta muda di kawasan ini. Dengan membekali mereka dengan keterampilan digital dan analisis data, program ini mendorong mereka untuk berpikir kritis dan mengembangkan solusi kreatif terhadap permasalahan nyata, sekaligus berkontribusi terhadap pengembangan dan pengembangan individu. ASEAN secara keseluruhan,” kata Dr. Peethi Srisanganam, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation.
Sementara itu, Presiden dan CEO SAP South East Asia Verena Siu menegaskan komitmen pihaknya dalam memberdayakan generasi baru dengan keterampilan yang dibutuhkan di era digital.
“Melalui program ini, kami terus mendorong pengembangan talenta teknologi mutakhir di Asia Tenggara, memberdayakan mereka untuk membuat perbedaan besar dan mempercepat inovasi dalam organisasi di kawasan,” kata Verena Siu. Tonton video “Video: Jepang meluncurkan satelit kayu pertama di dunia” (afr/afr)