Jakarta –
Hashim Djojohadikusumo berbicara tentang rencana utang pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Hashim yang juga adik laki-laki Prabowo mengatakan, ke depan pemerintah tidak berencana menambah utang secara tiba-tiba.
“Pak Prabowo tidak akan tumbuh, tidak akan menambah utang negara secara tiba-tiba. Tidak akan sulit,” ujarnya dalam wawancara di Kadin Tower, Jakarta Selatan, Senin (7/10/2024).
Menurut Hashim, pemerintahan Prabowo akan menambah utang secara bertahap. Jangka waktunya antara 5-10 tahun berkreasi.
“Jadi tidak benar kita tiba-tiba menambah utang negara. Itu bertahap, bertahap, mungkin 5 tahun, 10 tahun kita akan tetap bijak. Tolong sampaikan kepada teman-teman luar negeri, kita akan tetap bijak. Tapi kita pintar” , tapi kita akan menjadi – internet. Kita bisa agresif, untuk memenuhi janji-janji itu,” jelas Hashim, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Gerindra.
Rasio utang tidak dapat ditingkatkan melampaui ketentuan undang-undang no. 17 Tahun 2003 untuk keuangan negara yaitu 60%. Ia pun dengan tegas menyatakan tidak akan ada revisi peraturan tersebut.
“Tentu saja tidak (tidak akan ada peninjauan),” ujarnya.
Saat itu, Hasyim sesumbar dengan kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait utang negara. Ia mencatat, peringkat kredit Indonesia jauh lebih baik dibandingkan beberapa negara tetangga.
Misalnya Malaysia yang utang terhadap PDB-nya sebesar 61%, Filipina 57%, Thailand 54%, sedangkan Indonesia tidak mencapai 40%. Hal ini pun tak lepas dari kinerja Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
“Kita patut berbangga dengan utang kita. Ini prestasi Pak Jokowi, Bu Sri Mulyani, bahwa utang negara kita sangat rendah. Sangat rendah, bahkan 40% PDB. Ini prestasi yang luar biasa. Malaysia , tetangga kita, 61% PDB “Filipina 57%, Indonesia kurang dari 40%,” tutupnya (ily/hns).