Jakarta –
Jumlah pengembang iOS di Indonesia semakin bertambah. Namun banyak perusahaan di negara ini yang berupaya memperbaiki keadaan, sehingga diperlukan taktik untuk tetap bertahan di industri ini.
Head Engineer iOS Tokopedia, Tonito, mengatakan bahwa Indonesia selama beberapa tahun terakhir masih kekurangan talenta rekayasa perangkat lunak, baik end-to-end, data, dan sebagainya. Selain itu, sangat sedikit orang yang bekerja dengan iOS.
Pangsa pasar pengguna iOS di Indonesia masih di bawah Android sebagai salah satu penggeraknya. Jadi lebih banyak pengembang yang mengembangkan aplikasi untuk Android daripada iOS.
“Rasio penggunanya sekitar 2 berbanding 10. Jadi talent mengikuti supply dan demand. Di mana lebih banyak permintaan, maka lebih banyak pengembang. Jadi di Indonesia lebih banyak pengembang Android, sementara pengembang iOS masih sangat niche,” jelas Tonito ketika dia ditemui di samping. – di sela-sela WWDC 2024, Cupertino, AS.
Itu sebabnya ketika perusahaan Indonesia, termasuk Tokopedia, membutuhkan developer iOS, mereka selalu kesulitan menemukannya. Meski situasi saat itu sangat dibutuhkan, namun dunia usaha di Tanah Air berusaha keras untuk menemukannya.
Minimnya pengembang iOS juga dipengaruhi oleh tingginya hambatan masuk. Tonito menjelaskan, jika seseorang ingin mengembangkan aplikasi Android, bisa menggunakan laptop Windows yang cukup medium.
Berbeda jika Anda bekerja dengan aplikasi iOS. Pengembang harus menggunakan macOS untuk pengkodean dan iPhone untuk menguji aplikasi yang mereka kembangkan, kedua perangkat tersebut memiliki label harga yang tinggi.
“Harga MacBook bagi banyak orang di Indonesia tidak mudah dijangkau. Belum lagi kalau kita mau upgrade dengan baik kita butuh iPhone. Jadi entry hambatannya tinggi sekali. Jadi kalau mau belajar harus beli Mac dulu, biaya awalnya sudah mahal,” jelasnya. Tonito.
Untungnya, permasalahan minimnya pengembang iOS di Indonesia bisa teratasi dengan hadirnya Apple Developer Academy di Indonesia pada tahun 2018. Menghasilkan lebih banyak lulusan yang pandai mengembangkan platform perangkat Apple yang dibutuhkan industri.
“Siswa di sana juga diberikan perangkat Apple Mac, iPhone, dan Watch,” kata Tonito.
Ia juga mengungkapkan kepada Tokopedia bahwa kini sebagian besar pengembang (iOS) berasal dari Apple Academy, Tangerang, Surabaya, dan Batam. Namun e-commerce besutan William Tanuwijaya ini tidak hanya sekedar wadah bagi para alumni untuk belajar, mereka mencoba bekerja sama dengan Apple untuk mengembangkan mahasiswa di Developer Academy.
Akhirnya kami menjadi mentor dan beberapa kali menjadi narasumber. Maka bersama-sama kami memperluas talent pool pengembang iOS di Indonesia, kata Tonito.
Saat ini jumlah pengembang iOS cukup banyak. Hanya saja permintaan menurun karena pasar sedang seimbang.
“Situasi saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya, tapi ada yang salah dimana permintaannya tidak terlalu tinggi, mungkin karena banyak hal seperti efisiensi. Tapi talent gapnya sangat bagus, jadi kami harus menawarkan 1 – 2 orang saja. lamaran sekarang mungkin sekitar 10 orang, kata Tonito.
Dengan semakin banyaknya pengembang iOS di Indonesia, persaingan pun semakin besar. Oleh karena itu, setiap orang membutuhkan keterampilan lebih, tidak hanya pandai coding.
Pengembang tidak hanya memahami iOS secara umum, tetapi memahami hal-hal lain, seperti back-end, akan menambah nilai lebih. ,” jelas Tonito. Tonton video “Fitur baru macOS Sequoia, cerminan iPhone dari game baru” (afr/afr)