Jakarta –
Mantan karyawan. PHK tersebut disebabkan adanya larangan bekerja dari rumah (WFH).
Dikutip dari Reuters, Kamis (22/8/2024). Karyawan yang mengajukan pengaduan adalah mantan direktur X Dmytro Borodayenko, dia menderita kanker. Ia mengaku dipecat tak lama setelah Elon Musk membeli X, yang saat itu masih bernama Twitter. Pemecatan itu terjadi setelah dia menolak kembali bekerja di kantor.
Dalam gugatan Borodayenko, X diduga melanggar undang-undang federal yang mewajibkan pemberi kerja mempekerjakan karyawan penyandang disabilitas. Menurutnya, pada November 2022, Musk mengatakan para karyawan harus siap bekerja dengan intensitas tinggi.
Namun, Hakim Distrik AS Araceli Martinez-Holgin di San Francisco menolak pengaduan tersebut. Hakim mengatakan para penggugat dalam usulan class action tahun 2022 gagal menunjukkan bagaimana mandat Musk untuk kembali berkuasa secara khusus berdampak pada pekerja penyandang disabilitas.
Hakim memberinya waktu empat minggu untuk mengajukan perubahan pengaduan yang mencakup permintaan yang lebih rinci.
Gugatan tersebut adalah salah satu dari beberapa gugatan yang diajukan oleh mantan karyawan dalam beberapa bulan sejak Musk membeli perusahaan tersebut senilai $44 miliar, yang menyebabkan PHK sekitar 75 persen tenaga kerjanya.
Kasus-kasus lain juga menuduh Twitter gagal memberikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada karyawan mengenai PHK, gagal membayar miliaran dolar paket pesangon yang dijanjikan, dan memperlakukan perempuan dan pekerja yang lebih tua secara tidak proporsional selama PHK.
Saat dihubungi Reuters, X membantahnya.
Lihat juga video: Keuangan Buruk, Intel PHK 15.000 Karyawan
(apa saja/lingkaran)