Jakarta –
Wakil Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Waman UMKM) Helvi Y Moraza menjelaskan dua isu utama yang ditugaskan Presiden kepada Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Waman UMKM) Prabowo Subianto adalah akses permodalan dan pasar. Menurut Helvi, UMKM saat ini mengalami permasalahan permodalan klasik, khususnya keterbatasan permodalan dan kesulitan akses permodalan.
Sementara dari segi inovasi dan produktivitas, UMKM sebenarnya sudah cukup maju. Namun sayangnya belum diserap pasar secara maksimal.
Kedua tugas ini diserahkan kepada Menteri UMKM dan saya sendiri. Presiden telah menginstruksikan untuk memberikan akses permodalan dan saluran pasar seluas-luasnya kepada usaha kecil dan menengah, kata Helvi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/11/2021). 2024). .
Menanggapi perintah tersebut, Helvi mengaku sudah mulai menghubungi perbankan untuk memastikan kebenaran penyaluran Kredit Komersial Rakyat (KUR) dan mengidentifikasi struktur permodalan yang belum diformalkan.
Lebih lanjut, Helvi berpesan agar UMKM harus berani go digital untuk melihat peluang penetrasi pasar yang lebih besar di era saat ini.
“Usaha kecil dan menengah tidak bisa lagi terikat dengan sistem tradisional, mau tidak mau harus masuk ke sistem digitalisasi ekonomi,” kata Helvi.
Hal itu diungkapkannya pada Appreciation Summit MikroeX Summit 2024 yang digelar di Bali pada Kamis (14/11).
Helvi mengatakan, UKM sudah seharusnya memiliki sektor sendiri di bidang manufaktur mengingat banyaknya tantangan yang mereka hadapi. Salah satunya terkait partisipasi dalam rantai pasok.
Oleh karena itu, Kementerian UMKM akan berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, kata Helvi. Salah satunya adalah penjabaran arahan Kementerian BUMN kepada Presiden Prabowo tentang upaya mendorong UMKM masuk ke ekosistem industri lokal.
“Kami yakin setidaknya UMKM dapat menempati separuh rantai pasok berdasarkan kapasitas wilayah dan keragaman manufaktur regional,” kata Helvi.
Helvi juga menghimbau kepada pemerintah daerah dan para pendamping UMKM untuk menciptakan kesadaran di kalangan UMKM untuk berkembang.
“Kalau UMKM mau naik kelas, tolong bantu dan informasikan ke Kementerian UMKM, ekosistemnya bisa kita siapkan agar benar-benar bisa naik kelas,” kata Helvi.
Menurut Helvi, pemerintah pusat dan daerah serta pendamping UMKM bertanggung jawab membantu UKM agar lebih memahami peraturan pemerintah. Ia yakin dengan sinergi yang baik maka usaha kecil dan menengah bisa semakin berkembang.
Sementara itu, Wakil Direktur Usaha Mikro, Julius mengatakan, Program Transformasi Bisnis Mikro yang resmi telah memasuki tahun keempat memberikan kemudahan perizinan usaha dan sertifikasi produk bagi pelaku usaha mikro di tanah air.
Menurutnya, program bernama MikroeX Summit 2024 digelar untuk menarik minat para politisi. Mulai dari pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga keuangan, BUMN, BUMD, serta pihak swasta dan instansi terkait lainnya.
Alhamdulillah, terhadap target pemerintah 10 juta NIB pada tahun 2021 hingga 2024, angka tersebut ditingkatkan per 8 November 2024, artinya sudah lebih dari 10,6 juta usaha mikro yang menerima NIB, kata Julius.
Julius berharap MikroeX Summit ini dapat mendorong lebih banyak usaha kecil untuk melakukan transisi dari bisnis informal ke formal di tahun-tahun mendatang.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali I Wayan Ekadina mengucapkan terima kasih dan terima kasih kepada Kementerian UKM yang telah menyelenggarakan MikroX Summit 2024 sebagai rencana strategis penguatan UMKM.
Dengan jumlah pelaku UMKM di Bali yang mencapai 10,5 persen dari jumlah penduduk, Iwayan mengatakan pihaknya berkomitmen menerapkan PP 7 Tahun 2021 untuk memfasilitasi, melindungi, dan memberdayakan usaha kecil dan menengah yang bekerja sama dengan pemangku kepentingan.
“Pada semester 1 tahun 2024, kami memberikan alat perizinan resmi berupa Kekayaan Intelektual (KI), Sertifikat Halal sebanyak 3.306 buah, dan NIB sebanyak 91.321 buah untuk 433 KI,” ujar I Wayan.
MikroX Summit 2024 juga memberikan penghargaan kepada para pelaku UMKM, fasilitator dan lembaga penanggung jawab UMKM yang mampu mempercepat transformasi usaha mikro yang tepat.
Banga meraih juara pertama Penghargaan Help Desk Terbaik Provinsi Belitung. Setelahnya, peringkat kedua diraih wilayah Jawa Barat, dan peringkat ketiga Kota Salatika.
Nord Coffee meraih juara pertama, Ayam Kebrek Om Kempek meraih juara kedua, dan Sushi Box meraih juara ketiga pada kategori Level Up Micro Business.
Terakhir, pada kategori “Bantuan Usaha Mikro Level Up”, Nanak dari Pontianak meraih juara pertama, Yaumi Ramadani dari Mataram meraih juara kedua, dan Bebri Pepriantiya dari Bandung meraih juara ketiga.
Tonton juga video: Alasan KUR tidak masuk dalam skema pemutihan pinjaman UMKM
Hemenkop Minta UKM Tunda Sertifikasi Halal, Sulhas: Kapan Siap? Tonton videonya. (prf/pemilik)