Jakarta –

Suhu di Jepang mulai turun, namun minat wisatawan untuk datang tetap tinggi. Wisatawan asal Tiongkok berkontribusi terhadap angka ini.

Organisasi Pariwisata Nasional Jepang mengatakan negara bunga sakura ini menerima 2,93 juta pengunjung asing pada bulan Agustus, diikuti oleh 2,87 juta pengunjung pada bulan September. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pengunjung yang datang pada bulan yang sama tahun 2019 sebanyak 2,52 juta dan 2,27 juta orang.

Menurut CNBC, Selasa (12/11/2024) Agustus dan September biasanya merupakan waktu sepi bagi wisatawan di Jepang, kemudian akan terjadi lonjakan pengunjung di bulan Oktober yang merupakan waktu bagi wisatawan untuk menikmati dedaunan musim gugur atau merayakan Halloween. . di Tokyo

Sepertinya tahun ini akan menjadi tahun yang berbeda bagi pariwisata Jepang. Hal ini merupakan dampak dari cukup tingginya jumlah kunjungan wisatawan asal Tiongkok.

Sebelum pandemi ini, Tiongkok adalah pasar wisata utama Jepang, menyumbang 30 persen dari seluruh kedatangan wisatawan, menurut otoritas Jepang.

Pada pariwisata Jepang pada September 2024, jumlah wisatawan Tiongkok ke Jepang meningkat dua kali lipat dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, yakni dari 325.645 orang menjadi 652.300 orang. Kemudian, pada Januari hingga September tahun ini, lebih dari 5,2 juta wisatawan asal Tiongkok datang ke Jepang, meningkat 228% dari tahun 2023.

Namun, jumlah tersebut masih jauh dari angka 9,6 juta wisatawan pada tahun 2019, yang menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut.

Meskipun dua pertiga pengunjung berasal dari Asia Timur seperti Korea Selatan, Tiongkok, Taiwan, dan Hong Kong, pertumbuhan terbesar pada paruh pertama tahun ini datang dari wisatawan dari Amerika Utara dan kawasan Asia dan Pasifik lainnya.

Laporan dari MasterCard Economic Institute yang diterbitkan pada bulan September menyebutkan bahwa jumlah wisatawan asal Amerika Serikat meningkat sebesar 153% pada paruh pertama tahun 2024, dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Begitu pula dengan pengunjung Kanada (148 %). . Australia (141%), Singapura (140%), Selandia Baru (138%), serta India dan negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam, Indonesia dan Malaysia.

Wisatawan dari Amerika Utara dan Eropa yang melakukan perjalanan jarak jauh cenderung tinggal lebih lama di Jepang, dengan 40% dari mereka tinggal antara dua dan tiga minggu. Sebaliknya, 75% pengunjung dari Korea Selatan yang merupakan pasar wisata utama Jepang hanya menginap kurang dari seminggu.

Hal ini mempengaruhi pengeluaran wisatawan, karena wisatawan dari Amerika Utara dan Eropa mengeluarkan lebih banyak uang untuk akomodasi dan makanan, sedangkan wisatawan dari Asia mengeluarkan lebih banyak uang. Laporan MasterCard juga mencatat bahwa dengan melemahnya yen, banyak wisatawan menghabiskan lebih banyak uang untuk berbelanja, terutama di kalangan wisatawan dari Singapura, Amerika, dan Eropa.

Jepang diperkirakan akan menerima sekitar 35 juta wisatawan pada akhir tahun 2024, meningkat 10% dibandingkan tingkat kedatangan pada tahun 2019. Namun, pihak berwenang berharap dapat menyambut lebih banyak wisatawan dengan tujuan mencapai 60 juta pengunjung pada tahun 2030.

Meski Jepang menghadapi tantangan terkait over-tourism yang membuat tempat-tempat wisata seperti kuil, taman Zen dan berbagai tempat lainnya semakin ramai dikunjungi, bahkan terjadi kekurangan beras di beberapa daerah.

Menurut laporan MasterCard, kepadatan wisatawan paling banyak terjadi di empat kota utama, yakni Kyoto, Tokyo, Osaka, dan Okinawa.

“Per April 2024, Kyoto memiliki proporsi tamu asing tertinggi yaitu 68%, sedangkan Tokyo hanya 36%. Di luar kota-kota besar, proporsi tamu asing umumnya turun di bawah 10%, angka yang menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun lalu. 2019. , ketika Kyoto dan Tokyo memiliki rata-rata pengunjung asing sebesar 38% dan 17%, masing-masing,” jelas laporan itu.

Jepang juga masuk dalam banyak daftar tujuan wisata yang diprediksi akan menjadi tren pada tahun 2025, termasuk ‘Unpack ’25: The Trends in Travel’ dan ‘Best in Travel’ dari Lonely Planet. Selain itu, Tokyo dan Osaka masuk dalam daftar 10 kota global terpopuler untuk tujuan musim dingin menurut Airbnb.

Laporan yang dirilis pada 16 Oktober menunjukkan bahwa Jepang masih menjadi tujuan favorit wisatawan. Laporan Tren 2025 Hilton juga mengungkapkan minat yang kuat terhadap Jepang dengan tiga hotel mewah teratas di mana anggota Hilton Honors menukarkan poin terbanyak di Jepang, yaitu Conrad Tokyo, Conrad Osaka, dan Roku Kyoto. Saksikan video “Jepang menutup spot foto ikonik dengan latar belakang Gunung Fuji” (APD/FEMA)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *