Jakarta –

Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, lima perusahaan Vietnam yang menjalin kerja sama dengan perusahaan Indonesia siap mengembangkan budidaya lobster di Indonesia. Berbagai perusahaan tersebut bisa memperoleh benih lobster milik sendiri (BBL) dari Indonesia jika memenuhi sejumlah persyaratan yang ditentukan pemerintah.

Yang pasti perusahaan Vietnam ada lima, kata Trenggono saat jumpa pers Indonesia Aquaculture Business Forum 2024 bekerja sama dengan detikcom dan KKP di Hotel Raffles Jakarta, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2024).

Saat ini, Trenggono juga menjelaskan, ada berbagai perusahaan yang tengah bersiap membudidayakan lobster di Jimbaran, Bali. Persiapan pertanian menjadi syarat pertama bagi banyak perusahaan untuk mengimpor BBL dari Indonesia. Jimbaran sendiri dianggap sebagai lokasi utama karena berbagai alasan.

“Kenapa di sana, berdasarkan penelitian mereka, mungkin karena saat ini dan sebagainya lebih baik. Jadi kita tidak bisa mengambil keputusan pertanian di mana pun, mereka harus melakukan penelitian agar tingkat keberhasilannya tinggi,” ujarnya.

Dalam kerja sama ini, Trenggono mengatakan kelompoknya menyarankan agar BBL dipatok dengan harga minimal Rp 8.500/ekor.

Sebelumnya, berdasarkan catatan detikcom, Trenggono mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada kerja sama perikanan antara Indonesia dan Vietnam di Hanoi, Jumat (12/1). Di hadapan pemimpin kedua negara yakni Presiden RI Jokowi dan Presiden Vietnam Võ Văn Thuong, Trenggono bertukar dokumen kerja sama perikanan dengan Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Le Minh Hoan di Istana Kepresidenan Vietnam. . , Hanoi, Jumat (12/1).

Insya Allah dengan bersatunya dua negara bertetangga yang memiliki semangat maju bersama, kita bisa mendorong perkembangan sektor perikanan di masing-masing negara, kata Trenggono, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/1/2024). ). ) .

Trenggono menjelaskan, ruang lingkup kerjasama mencakup banyak lini dari atas hingga bawah. Hal ini mencakup pengembangan perikanan dan budi daya perikanan yang berkelanjutan, jaminan kualitas dan keamanan produk perikanan, investasi, serta pengolahan, promosi dan perdagangan produk perikanan.

Kerja sama dengan Vietnam mencakup pemberantasan praktik penangkapan ikan ilegal, tidak terduga dan tidak diatur, pertukaran data penangkapan ikan, transfer teknologi dan pertukaran tenaga ahli, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Salah satu poin kerjasama ini adalah mengenai pengembangan budidaya lobster di Indonesia,” jelas Trenggono.

Trenggono berharap kerja sama tersebut dapat memperkuat produksi ikan di masing-masing negara. Kerja sama ini juga menunjukkan komitmen Indonesia dan Vietnam dalam memerangi praktik penangkapan ikan ilegal yang berdampak negatif terhadap ekosistem dan perekonomian negara.

“Saya yakin ke depannya Indonesia dapat menjadi bagian penting dalam pasar pasokan lobster global. Kerja sama ini juga berpotensi menjadikan kedua negara sebagai pemimpin sektor perikanan di kawasan”, tambah Trenggono. (kilogram)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *