Jakarta –

Read More : Rahasia Umur Panjang Profesor Gizi Berusia 102 Tahun, Mudah Ditiru

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengakui masih banyak anak di usia sangat muda yang bergantung pada alat bantu. Bahkan menurut Ketua Umum IDAI, Dr. Piprima Basaraha Yanuarsa, SpA(K), anak-anak di usia muda yang bergantung pada perangkat tersebut mungkin akan terkena dampak buruknya. Salah satu dari mereka terlambat bicara.

Fenomena ini bisa kita lihat di masyarakat kita, terutama semakin banyaknya anak-anak yang terpapar gadget di usia muda. Kita tahu, anak-anak ini belum bisa membedakan apakah itu maya atau nyata, kata Dr Piprim kepada wartawan di kantor IDAI. . Jakarta Pusat, pada Selasa (23/7/2024).

“Kecanduan gadget sekarang kita lihat pada anak-anak yang tidak boleh terpapar gadget sama sekali. Banyak anak di bawah usia 2 tahun yang terlambat bicara (akibat kecanduan gadget),” lanjutnya.

Dr Piprim menambahkan, memberikan mainan pada anak biasanya menjadi ‘senjata’ untuk membuat mereka tetap tenang. Tujuannya agar anak tidak mengganggu aktivitas orang tuanya.

“Kenapa boleh, orang tua. Menurut saya itu fenomena yang tidak sehat,” ujarnya.

Mengenai fenomena ini, Dr. Piprim berpesan kepada para orang tua untuk memberikan aturan kepada anak terkait penggunaan gadget sehari-hari. Anda dapat membatasi penggunaan ponsel oleh anak-anak.

“Kita perlu mendidik orang tua tentang cara menggunakan perangkat ini dengan benar. Seperti halnya waktu menatap layar, anak-anak harus diawasi menggunakan perangkat mereka,” kata Dr. Merica.

Dr Piprim juga menyarankan agar orang tua juga menyediakan waktu “bebas perangkat”. Sehingga terjadilah interaksi antara anak dan orang tua.

“Cara mencegahnya, menurut saya, kembali ke kebutuhan keluarga, seperti punya gadget gratis. Kalau jalan-jalan, jalan-jalan bareng banget. Makan bareng, punya gadget semua. Jadi kadarnya komunikasi meningkat,” kata Dr. Piprim.

Anak-anak yang bergantung pada alat bantu, lanjut dr. Piprim, biasanya mereka melakukan ini karena merasa kesepian.

“Salah satu penyebabnya (kecanduan gadget) adalah perasaan kesepian pada anak. Anak merasa sendirian di tengah keramaian,” kata dr Piprim.

“Karena dia percaya pada ibunya, dia tidak mendapatkannya, dia tidak mendapatkannya dari ayahnya. Makanya peran orang tua dalam dunia pendidikan perlu diperkuat,” tutupnya. Tonton video “Diabetes Meningkat, IDAI Anjurkan Anak Olahraga, Kurangi Gula” (dpy/suc)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *