Jakarta –

Dari laporan yang dikembangkan oleh Lazada dan Kantar, terlihat jelas bahwa tingkat adopsi AI di Indonesia sangat tinggi. Faktanya, banyak orang yang rela membayar untuk menggunakan kecerdasan buatan (AI).

Laporan ini diluncurkan bersamaan dengan pembaruan fitur AI Lazada. Laporan tersebut diberi judul “Adopsi Kecerdasan Buatan (AI) di E-Commerce Asia Tenggara.”

“Konsumen di Indonesia bisa dikatakan sangat fleksibel, mereka sangat terbuka terhadap teknologi dan terutama penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kalau kita lihat, interaksi manusia tetap penting, mereka hanya berusaha menyeimbangkannya,” jelasnya. Umu Hani, Wakil Direktur Kantar Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat adopsi AI di Indonesia telah mencapai 77%. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan dan penerimaan konsumen yang tinggi terhadap teknologi ini. 53% konsumen mengatakan bahwa penggunaan AI dalam e-commerce membuat proses belanja menjadi lebih mudah, dengan fitur yang paling populer adalah chatbot AI, pencarian produk berdasarkan gambar, rekomendasi produk, dan analisis ulasan produk.

Mengingat dampak GenAI pada proses belanja, konsumen akan lebih banyak menggunakan AI di e-commerce dibandingkan industri lainnya. Faktanya, 85% konsumen Indonesia bersedia membayar lebih untuk menggunakan AI pada platform e-commerce.

“Kalau kita lihat dari pembeli e-commerce, kita lihat mereka percaya bahwa 77% AI sudah digunakan di e-commerce. Jadi mereka paham kalau e-commerce di Indonesia sudah mengadopsi AI,” ujarnya di acara “Media Gathering. ‘ jelasnya. – Promo 11.11 Diskon Terbesar di Lazada, Kamis (7/10/2024).

Selain itu, masyarakat Indonesia memiliki pemahaman yang baik mengenai penggunaan AI. Faktanya, hampir 70% orang memahami dan mengetahui tentang chatbots. Saat orang mengetahui tentang fitur yang dapat digunakan dengan AI, mereka akan menggunakannya.

“Ini tentang bagaimana hubungan pelanggan terhubung dengan platform e-commerce. Kalau kita lihat, potensi AI sangat tinggi dan jelas masyarakat bersedia membayar untuk menggunakan AI,” kata Hani.

Oleh karena itu, mentalitas ingin memfasilitasinya, mau gratis atau tidak, harus selalu diikuti. Karena AI banyak manfaatnya, jadi sebaiknya masyarakat Indonesia juga harus membayar, tambahnya.

Pada acara yang sama, Aji Santika, pakar AI dan salah satu pendiri Feedloop.ai, mengatakan bahwa AI akan menjadi lebih penting dan personal seiring berjalannya waktu. Namun perlu diingat bahwa AI hanyalah sebuah alat.

“Yang jelas semuanya jadi personal. AI bisa jadi asisten pribadi, pengacara pribadi, dokter, dan masih banyak lagi. Pengambil keputusan tetap manusia. Siapa yang belajar? Ya tetap manusia.

Karena AI dapat membuat segalanya lebih mudah dan efisien, Aji yakin inilah alasan orang bersedia membayar untuk menggunakan AI. Dijelaskannya, didukung oleh GenAI yang dapat menyederhanakan berbagai proses aplikasi hanya dengan beberapa klik.

“Sampai saat ini kita mengenal AI yang bisa melakukan berbagai hal. Kini perkembangan teknologi memungkinkan GenAI tidak hanya melakukan, tapi juga berkreasi. GenAI bisa menganalisis kumpulan data yang sangat besar, mempelajari pola, dan kemudian menghasilkan produk baru. Teknologi ini, tentunya , “membantu produktivitas karena dapat menyederhanakan proses. Setingkat di atas AI, GenAI memungkinkan pengguna menemukan apa yang mereka cari hanya dengan beberapa klik,” ujarnya. Apakah dia. Tonton video “Video: Melihat Kompleksitas AI”. -Turbin angin yang dirancang” (pertanyaan/pertanyaan)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *