Gunungkidul –
Tim Pakar Kebudayaan Adat Gunungkidul (TACB) menemukan jalan persis yang ditempuh Panglima Jenderal Sudirman. Jalan tersebut lebih pendek dari jalan sebelumnya.
Ketua Dewan Kebudayaan (Disbud) Gunungkidul Agus Mantara mengatakan, saat pihaknya mengungkap sejarah Jenderal Sudirman di Gunungkidul pada 2018-2020, ditemukan jalan baru.
Dalam pemeriksaan tersebut, ia mengetahui Jenderal Sudirman berdomisili di Padukuhan Waru, Desa Girisekar, Kapanewon Panggang.
“Sepertinya Pak Dirman (Jenderal Sudirman) tidak hanya tinggal di Giricahyo tapi juga di Girisekar, namanya Padukuhan Waru,” kata Agus kepada detikJogja saat tiba di Wonosari, Rabu (26/6).
Agus akhirnya mengatakan pihaknya dan TACB melakukan penyelidikan pada tahun 2023. Dari penelitian ini ditemukan adanya perubahan pada RPS.
“Dari Desa Kadisobo Girimulyo diubah jalannya, apa maksudnya langsung dari Kadisobo (luar Waru), belok kanan (ke Girikarso) jadi bundaran,” ujarnya.
Dari pemeriksaan tersebut, Agus menyatakan pihaknya menemukan rumah warga yang dikunjungi Jenderal Sudirman. Mereka juga mendapat informasi dari istri pemiliknya.
“Ada sebuah rumah di Desa Waru yang dikunjungi Pak Dirman dan tiba-tiba dihubungi oleh istri pemiliknya.
Selain itu, Agus mengatakan, pihaknya juga mendapat bukti dari warga sekitar yang membenarkan keberadaan Sudirman di rumah tersebut. Dari informasi tersebut, pihaknya melakukan penyelidikan mendalam.
Penemuan lain yang ditemukan Agus adalah adanya warga kota yang menggandeng Sudirman saat kampanye pemilu. Namun, warga tersebut sudah meninggal dunia.
Ketua TACB Gunungkidul Andi Riana mengatakan, rumah yang ditinggali Sudirman adalah milik Noto Wiharjo atau dikenal Kartoyo.
Andi mengatakan, RPS yang ada saat ini justru menyimpang dibandingkan cara yang dicapai kelompoknya. RPS linier kini dipasang di Jalur Lintas Selatan (JJLS).
“Kalau kita lihat data yang ada untuk RPS, sepertinya Jowo ngarani ngalang (bahasa Jepang bilang kekerasan). Jadi jauh sekali,” ujarnya.
“Sekarang jalur aslinya melalui Dusun Waru,” imbuhnya.
Andi mengatakan, sumber sekunder yang digunakan untuk menjelaskan RPS di Waru adalah buku atau kitab. Buku referensi hanya menyebutkan Sudirman berangkat ke Panggang dari Grogol, Bantul.
“Dari Kreta, Grogol, menuju Panggang,” ujarnya.
Perjalanan dari Panggang ke Mertopawiro atau rumah Mbah Sayuk di Kapanewon Paliyan, menurut Andi terlalu jauh. Ia mengatakan, hal tersebut tidak akan mungkin terjadi jika Sudirman tidak dilonggarkan.
“Jarak jauh dari Giricahyo (Panggang) ke Mbah Sayuk. Tidak mungkin tanpa jeda,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Andi, dari hasil pemeriksaannya, Sudirman terlebih dahulu beristirahat di rumah Kartoyo sebelum melanjutkan ke rumah Mbah Sayuk.
Di booth RPS, Andi mengatakan Sudirman langsung mendatangi rumah Mbah Sayuk.
“Yang sekarang (RPS) langsung dari Giricahyo ke Mbah Cahyo. Jadi jalannya panjang,” ujarnya.
Andi mengatakan, informasi yang diperoleh RPS di Waru membenarkan adanya warga sekitar yang bersama Sudirman. Dia mengatakan, warga tersebut bernama Marto.
“Mungkin (nama warga sekitar Sudirman) Mbah Marto,” ujarnya.
Anggota TACB Gunungkidul, Ari Kristian menambahkan, RPS di Waru berangkat ke Padukuhan Blimbing, Desa Girisekar, Kapanewon Panggang.
“Ada pengembangan lagi di kawasan Blimbing, sebelum pasar pertigaan Njowa,” kata Ari.
Ari menjelaskan, RPS yang ditemukan berjarak 4,7 kilometer. Saat ini RPS kembang memiliki jarak tempuh sekitar 5 km.
“Alasan Pak Dirman melewati Waru karena jalur yang ditempuhnya lebih pendek.”
Ari mengatakan, pihaknya juga menemukan tanda petunjuk jalur pemberontak Sudirman di Padukuhan Kadisobo yang dialihkan ke jalan bundaran RPS. Tanda itu berada di dekat ruang pertemuan Kadisobo Padukuhan.
Oleh karena itu, ada warga sekitar Balai Padukuhan Kadisobo yang dulu bilang jalan utara itu (Waru), tapi sejak ada JLS (Jalan Lintas Selatan) tahun 2008, ada masyarakat yang beralih ke JLS, katanya. .
Jadi kalau ada yang mau ikuti jalur RPS, Pak Dirman akan arahkan ke JLS sebelah timur. Tadinya panahnya ke utara, tapi sekarang ke timur, ujarnya.
Lebih lanjut, Agus menyatakan, pihaknya belum mengetahui siapa yang mengubah arah merek tersebut. Juga niat orang yang berubah.
“Kami tidak mengerti siapa yang mengubahnya dan apa yang ingin mereka ubah di sana,” katanya.
—-
Artikel ini dimuat di detikJogja. Tonton video “Adegan Klub Pantai Gunungkidul, Dibatalkan oleh Raffi Ahmad” (wsw/wsw)