Jakarta –
Pentagon telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan mengirimkan sistem anti-rudal canggih yang dioperasikan oleh pasukan AS ke Israel. Sistem High Altitude Area Defense (THAAD) akan memperkuat pertahanan udara Israel menyusul serangan rudal Iran terhadap negara itu awal bulan ini, kata para pejabat.
Pada tanggal 1 Oktober, lebih dari 180 rudal balistik Iran ditembakkan ke Israel. Israel sudah memiliki sejumlah kecil pasukan Amerika di Israel, namun pengerahan baru sekitar 100 tentara untuk mengoperasikan sistem THAAD merupakan hal yang signifikan sebagai tanda keterlibatan Amerika yang lebih dalam.
Pentagon mengatakan tim canggih dan komponen yang diperlukan untuk sistem THAAD telah tiba di Israel dan akan mulai bekerja dalam waktu dekat. Lebih banyak personel dan suku cadang akan tiba dalam beberapa hari mendatang.
Mengutip BBC detikINET, dua pesawat angkut militer C-17 AS dilaporkan terbang dari Alabama menuju pangkalan Angkatan Udara Israel di Navatim, kemungkinan membawa peralatan THAAD.
Kemungkinan besar pengerahan sistem THAAD dimaksudkan untuk menutupi kerentanan pertahanan udara Israel. Apapun latar belakang keputusan tersebut, hal ini menunjukkan perlunya bantuan pertahanan Amerika kepada Israel di tengah meningkatnya perang di Timur Tengah.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyerukan pengerahan sistem THAAD di Israel untuk membantu meningkatkan pertahanan udara negara tersebut. “Tindakan ini menegaskan kembali komitmen kuat Amerika Serikat untuk membela Israel dari serangan rudal balistik lebih lanjut yang dilancarkan Iran,” kata Pentagon.
Ancaman rudal Iran terhadap Israel tidak bisa dianggap remeh. Rudal balistik, seperti rudal Fattah-1 yang digunakan Iran, ditembakkan tinggi ke atmosfer, kemudian mengubah arah dan turun menuju sasarannya. Kecepatannya yang luar biasa menjadi salah satu keunggulannya dibandingkan rudal jelajah atau drone.
Menurut Lockheed Martin, produsen senjata terbesar Amerika, sistem THAAD sangat efektif melawan rudal balistik. Perusahaan senjata Amerika lainnya, Raytheon, membuat radar canggihnya sendiri. Sistem ini terdiri dari 6 peluncur yang dipasang di truk, masing-masing peluncur membawa 8 rudal pencegat. Setiap baterai berharga sekitar satu miliar dolar AS, dan pengoperasiannya memerlukan awak sekitar 100 orang.
Sistem pertahanan Iron Dome Israel dan sistem pertahanan Sling and Arrow milik David dipandang mampu menghalangi serangan Iran, namun masih gagal. Gambar satelit menunjukkan kerusakan pada pangkalan Angkatan Laut, yang menampung jet tempur F-35, termasuk kawah di landasan pacu.
Decker Eveleth dari Center for Naval Analyses (CNA) mengatakan gambar tersebut menunjukkan 32 titik dampak, termasuk beberapa serangan di area hanggar F-35. “Beberapa F-35 benar-benar beruntung,” tulis Eveleth di X.
Ada dampak rudal Iran lainnya terhadap Israel, termasuk Tel Aviv. Salah satu rudal tersebut dilaporkan menyebabkan lubang sedalam 9 meter di kawasan padat penduduk dekat markas agen mata-mata Israel, Mossad. Tonton video “Video: Kapal perang Amerika membantu Israel mengalahkan rudal Iran” (fyk/fyk)