Agra-
Situs Warisan Dunia UNESCO Taj Mahal kembali menjadi sorotan. Tak hanya indah, bangunan tersebut tiba-tiba hilang akibat polusi yang berlebihan.
Melansir Hindustan Time pada Senin (18/11), kabut tebal menyelimuti Taj Mahal selama hampir sebulan. Namun kemudian kabut menebal dan mengaburkan jarak dekat.
Pada hari Kamis, turis tersebut melanjutkan turnya ke Taj Mahal. Dia sudah berada di depan tugu peringatan, tapi dia tidak bisa melihat apa pun selain asap tebal.
Menurut data Badan Pengendalian Pencemaran Pusat (CPCB), indeks kualitas udara Agra adalah 193, termasuk dalam kategori ‘sedang’. IQAir mengatakan polutan PM 2.5 telah tersebar luas di udara dan tingkat kelembapan juga meningkat sehingga menyebabkan kabut asap.
Departemen Meteorologi India (IMD) menyebutkan suhu minimum Agra akan mencapai 17 derajat Celcius dan suhu maksimum akan menyentuh 30 derajat Celcius. Menurut IMD, kabut, kekeruhan akan terjadi pada hari Kamis, kabut tebal akan bertahan hingga hari Senin.
Sehubungan dengan meningkatnya pembakaran jerami di wilayah tersebut, polusi udara semakin parah. Pada tanggal 10 November, meskipun kualitas udara bagus, kabut tebal di atas Taj Mahal menyebabkan gangguan penglihatan bagi mereka yang mengunjungi Taj Mahal, demikian yang dilaporkan Asian News International (ANI).
Delhi juga menghadapi masalah akibat meningkatnya polusi udara, kabut asap merupakan masalah utama di kota tersebut. Menurut CPCB, AQI Delhi berada dalam kategori ‘buruk’ sejak Rabu, dengan banyak tempat yang mencatat skala 466 poin.
Menteri Lingkungan Hidup Delhi Gopal Rai mengatakan cuaca akan membaik dalam beberapa hari mendatang.
Bandara Delhi mengatakan meskipun penerbangan beroperasi normal untuk saat ini, prosedur terbatas telah diberlakukan. Penumpang diimbau memantau informasi penerbangan. Tonton Video: Darurat kesehatan di India utara, polusi dalam kategori buruk (bnl/wsw)