Jakarta –
Read More : Bill Gates Ungkap Usia Aman Kasih HP ke Anak
Delegasi Indonesia beberapa kali melakukan pemaparan mengenai keselamatan kapal pada Sidang ke-132 Dewan Organisasi Maritim Internasional (IMO) yang diselenggarakan di kantor pusat IMO di London, Inggris.
Direktur Perkapalan dan Kelautan, Kapten Hendry Ginting, mengucapkan terima kasih kepada Sekretaris Jenderal IMO atas pembaruan proyek tinjauan dan pengelolaan data Sistem Informasi Perkapalan Terintegrasi Global (GISIS) selama sesi tersebut.
“Pada titik ini, Indonesia menekankan bahwa perbaikan GISIS harus dipertimbangkan untuk diselaraskan dengan pengembangan kode Maritime Autonomous Surface Vessel (MAS),” kata Ginting dalam siaran pers tertanggal Minggu (14/7/2024).
Ginting menjelaskan, ada dua arah utama yang bisa dicapai keharmonisan. Pertama, tentang modul dalam GISIS. Indonesia memandang pengembangan MASS Code sebagai langkah positif bagi pengoperasian kapal otonom.
Oleh karena itu, kami yakin modul GISIS khususnya modul kecelakaan dan insiden laut dapat diperkuat dengan mengintegrasikan data kapal MASS untuk lebih memahami insiden yang melibatkan kapal otonom, ujarnya.
Kedua, penerapan Single Maritime Window (MSW) dan MASS. Ginting mengatakan Indonesia yakin penggunaan sistem MSW MASS di GISIS akan meningkatkan jumlah izin pelabuhan kapal kargo secara signifikan. Amandemen terhadap sertifikat dan dokumen untuk kapal tersebut mungkin diperlukan untuk integrasi yang optimal.
“Indonesia percaya bahwa menyelaraskan pengembangan GISIS dengan MASS Code dapat mengembangkan sistem masa depan yang mendukung pengoperasian kapal otonom yang aman dan efisien,” kata Ginting.
Selain itu, Indonesia merupakan salah satu co-sponsor dokumen C132/15 “Perlindungan Koridor Transportasi Kritis, Pengembangan Mekanisme Kerja Sama Selat Malaka dan Singapura” bersama dengan negara pesisir lainnya, Singapura dan Malaysia, untuk meningkatkan keselamatan pelayaran. dan lingkungan laut di Selat Malaka dan Singapura. Terima kasih kepada seluruh donatur dan kontributor yang terus mendukung upaya konservasi.
“Kontribusi Anda akan memastikan Selat Malaka tetap terbuka, aman dan berkelanjutan untuk pelayaran internasional,” kata Ginting pada sesi tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Ginting mewakili pemerintah Indonesia yang akan menjadi tuan rumah pada tahun 2024 mengundang negara-negara pengguna, donor dan pemangku kepentingan terkait untuk bergabung dan berpartisipasi dalam Forum Kerja Sama (CF) ke-15 dan Pertemuan Pakar Teknis Tripartit ( TTEG). . Dilaksanakan di Bali pada 21-25 Oktober 2024.
“Pertemuan ini akan memberikan kita kesempatan yang sangat baik untuk membahas kemajuan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan di Selat Malaka dan Singapura dalam suasana yang menyenangkan dan bersahabat,” ujarnya.
Sementara itu, delegasi Indonesia juga mengucapkan terima kasih kepada Sekretariat IMO yang telah memberikan informasi terkini mengenai tahun pertama beroperasinya IMO Multi-Donor Trust Fund (VMDTF).
Indonesia, jelas Ginting, menyadari pentingnya peran VMDTF dalam meningkatkan partisipasi negara-negara berkembang, khususnya Small Island Developing States (SIDS) dan Least Developed Countries (LDCs) dalam pertemuan IMO, khususnya Marine Environment Protection Committee (MEPC). MEPC). ) dan gas rumah kaca (GRK).
“Indonesia percaya bahwa VMDTF telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap partisipasi inklusif dan representatif dalam diskusi mengenai isu gas rumah kaca dan untuk memastikan bahwa suara dan keprihatinan negara-negara berkembang, negara-negara berkembang kepulauan kecil dan negara-negara kurang berkembang didengar dan dipertimbangkan dalam diskusi. Ini diskusi penting, pungkas Ginting (datang/datang).