Jakarta –

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanga Hartarto menilai langkah Uni Eropa (UE) yang memblokir sejumlah produk Indonesia tidak dapat dibenarkan. Beberapa produk seperti minyak sawit dan kopi menghadapi kesulitan impor ke Uni Eropa ketika kasus nikel disidangkan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Faktanya, produk tersebut dapat diimpor ke negara-negara Eropa selain Negara Anggota UE. Produk minyak sawit merupakan bagian dari perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA). Swiss, Liechtenstein, Islandia dan Norwegia

“Bahkan dengan Eropa, dengan Swiss, ada yang seperti EFTA. EFTA memiliki komponen minyak sawit dan itu merupakan referendum yang dilakukan oleh rakyat Swiss dan referendum tersebut diterima. Jadi tidak masuk akal jika UE masih mengganggu kita. Nikel dan kelapa sawit,” ujarnya pada seminar ekonomi “Prospek Pembangunan” dan Pertumbuhan Ekonomi.

Upaya Uni Eropa untuk mencegah hal tersebut terjadi di tengah proses penyelesaian perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan UE yang masih terus berjalan meski telah berlangsung selama tujuh tahun. Airlanga juga mencatat, sudah terjadi 18 kali perundingan.

“Dan sehubungan dengan negosiasi mereka dengan Indonesia, dua produk utama kita – nikel dan minyak sawit – didisrupsi di WTO. “Kami masih bekerja sama dengan Eropa,” tambahnya.

Bahkan, ia menilai produk nikel masa kini sama dengan rempah-rempah abad ke-16. Dulu, Eropa tidak mempertanyakan proses atau asal usul produk yang diproduksi, namun saat ini Eropa mempertanyakan hal tersebut pada nikel, minyak sawit, karet, dan produk lainnya. Oleh karena itu, dia menggambarkan Uni Eropa sebagai tindakan yang tidak rasional.

“Tapi tidak apa-apa, karena kita selalu bersama Eropa, kataku pada mereka, nikel saat ini sama dengan rempah-rempah abad ke-16/Jadi kalau mereka tidak mempertanyakan ketertelusuran di abad ke-16, mereka mempertanyakannya hari ini. ” Penelusuran kakao, kopi, karet, kelapa sawit “Tetapi pada abad ke-16, masyarakat tidak menanyakan dari mana rempah-rempah itu berasal atau dari mana kopi itu diimpor,” jelasnya.

Jadi kadang mereka tidak rasional, keluh Indonesia, tutupnya.

(ily/hns)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *