Jakarta –
Museum Nasional Indonesia (MNI) akan segera meningkatkan upaya pemulihan dan merencanakan peristiwa pasca kebakaran pada tahun 2025.
Selain menggelar dua pameran hingga 31 Desember yakni pameran pasca kebakaran dan pameran repatriasi, MNI juga menyiapkan proyek lain hingga tahun depan.
Utamanya di Gedung A akan diadakan 3 pameran tetap dalam tiga tahun ke depan. Salah satunya adalah ‘Pameran Warga Dunia di Kepulauan’.
“Tahun 2025 gedung A ada 3 pameran tetap, pameran tetap 3 tahun sesuai standar Museum, jadi ditambah tahun ke 4, ada pameran seni dunia. Karena dulu Indonesia itu pulau, sekarang jadi pulau,” kata petugas pameran. Dan kurator Museum Nasional Indonesia (MNI) Bapak Aprina Murwanti menjelaskan dalam jumpa pers di gedung teater. Indonesia, Jakarta, Jumat.
Lanjutnya, “kita tidak perlu menjadi orang barat untuk menjadi internasional, kita harus menjadi diri kita sendiri. Itu yang ingin kita tonjolkan dengan menampilkan koleksinya di Museum Nasional Indonesia.
Pada saat yang sama, ada pula pameran lain yang menonjolkan kuatnya unsur tradisional bahasa Indonesia melalui pameran ‘Tradisi dan Sains’. Pameran tersebut akan menunjukkan bagaimana bangsa kita tidak hanya memegang ilmu pengetahuan, namun juga memegang tradisi yang merupakan citra bangsa.
“Pameran kedua ini tentang poros tradisi dan sains. Dimana kita mengutamakan tradisi sebelum sains, berbeda dengan di Barat yang cukup sains. Tapi di pulau Indonesia, tradisi harus ada,” jelasnya.
Selain itu, meski pameran repatriasi akan digelar tahun ini setelah dibuka kembali pada 15 Oktober hingga 31/12/2024, pihaknya juga akan menggelar pameran barang kiriman pulang ke Tanah Air pada tahun depan. Bahkan, tak hanya di pameran, di pameran sejarah ‘Universal Haya’ akan dibahas secara detail.
Ketiga, juga ada pameran yang bertemakan dunia kehidupan. Nanti pada tahun 2025, Insya Allah kita bisa merasakan dunia kehidupan yang menceritakan tentang manusia, alam semesta, alam, dan hubungannya. dengan peristiwa spiritual. dan apresiasi spiritual Mengapa ini penting?
Sebuah ‘Pameran Gaya Hidup Internasional’ yang eksklusif, pameran ini memiliki visi untuk menceritakan sejarah melalui artefak kuno yang belum pernah ada sebelumnya.
“Di Barat kadang mengoleksi berhala, kadang tidak, saya akan sering menulis. Koleksi berhala itu tidak diceritakan, misalnya ritual yang digunakan, apa artinya,” ujarnya. Saksikan video “Video: Yang Baru di Museum Nasional Indonesia Pasca Pemugaran” (wsw/wsw)