Jakarta –

Sebagai salah satu daerah yang memiliki garis pantai panjang, Pandeglang, Banten juga turut prihatin dengan permasalahan gempa besar atau megathrust.

Ternyata permasalahan ini sudah menyebar sejak tahun lalu. Jadi apa yang telah dimasak Pandglang?

“Pandeglang mempunyai garis pantai yang panjang, 307 kilometer. Dan permasalahan megathrust ini sudah merebak sejak tahun lalu. kata Rahmat Zultika, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pandeglang, pada pengarahan mingguan bersama Sandiga Uno, Senin (26/8/2024).

Diakui Rahmat, parahnya permasalahan megatrust berdampak pada pariwisata di wilayahnya. Mulailah dengan mengurangi jumlah kunjungan hingga membatalkan akomodasi.

“Kami melihat wisatawan yang datang ke Pandeglang pada bulan Agustus mulai berkurang sejak minggu pertama, kedua, dan ketiga, khususnya wisata pantai, meskipun masih ada masyarakat yang membatalkan reservasi akomodasi pada bulan September dan Oktober. Di Tanjung Lesung yang batal karena. tentang masalah ini,” tambah Rahmat.

Rahmati berharap isu ini tidak diangkat terlalu kuat. Sebab, mereka memperkirakan kedatangan wisatawan saat liburan terakhir tahun ini.

Ia menambahkan: “Mudah-mudahan masalah ini tidak terlalu besar, apalagi di akhir tahun. Tapi menurunnya pengunjung pantai bukan hanya karena masalah negatif, mungkin sekolah sudah mulai.”

Terkait hal tersebut, Pak Rahmat juga menjelaskan bahwa Pandeglang tidak hanya memiliki wisata pantai saja. Namun mereka juga mempunyai wisata alam, salah satunya Taman Nasional Ujunkulon.

“Bukan hanya pantai, kita punya tiga gunung ya, gunung yang tidak tinggi dan aman. Kita punya Taman Nasional Ujung Kulon yang merupakan taman nasional pertama di Indonesia yang dihuni seekor badak. Hingga 10 November 2023, kita punya Ujung. . Taman Nasional Kulon yang didalamnya ada KEK Tanjung Lesung juga, ujarnya.

“Kemudian kami wisata budaya ke makam Syekh Asnawi yang selalu dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah, tidak hanya dari Pandeglang tapi juga luar Banten,” jelasnya.

Terkait persoalan megatrust ini, Pandglang telah melakukan beberapa langkah mitigasi bencana dengan melibatkan BMKG dan BPBD.

Terkait mitigasi, kami bersama BMKG telah memasang deteksi dini di 22 lokasi seperti seismograf. Lalu kita punya tiga sistem peringatan dini, salah satunya di Tanjung Lesung dan Pantai Labuan. Lalu kita juga punya sirene tsunami,” jelasnya. .

Setelah itu, dari segi ketersediaan dokumen, kami punya rencana penanganan gempa dan tsunami. Dan insya Allah tahun ini kami akan melakukan simulasi bersama teman-teman BPBD,” kata Rahmat.

Ia kembali menyebutkan bahwa ia berharap masalah ini tidak dibesar-besarkan.

“Mudah-mudahan di akhir tahun yang merupakan musim turis ramai, permasalahan dan permasalahan ini bisa mereda. Ya, karena masyarakat kita tidak seperti masyarakat Jepang yang sudah mempunyai pengetahuan yang cukup agar tidak terkena dampak permasalahan bencana. mereka. , , pungkas Rahmat. Saksikan video “Beberapa wisatawan membatalkan liburan di Pangdlang karena megathrust” (wsw/wsw)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *