Jakarta –
Badan Pangan Nasional (BAPNAS) memperingatkan harga beras akan naik pada akhir tahun. Hal ini disebabkan menurunnya produksi padi.
Berdasarkan Kerangka Pengambilan Sampel Wilayah (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), Deputi II Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Nyoto Suvinjo mengatakan, total produksi beras tahun ini mencapai 30,34 juta ton. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jumlah tersebut berkurang 760 ribu ton. Tentu saja pada November-Desember 2024 defisitnya diperkirakan lebih tinggi dibandingkan Oktober 2024.
“Produksi pada bulan November diperkirakan bervariasi sebesar 0,86 juta ton dan pada bulan Desember sebesar 1,4 juta ton. Oleh karena itu, penurunan produksi ini kemungkinan akan meningkatkan harga beras pada akhir tahun, serta tren tahun-tahun sebelumnya. ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 yang dilaksanakan pada Senin (28 Oktober 2024) yang disiarkan secara online.
Untuk itu, dia mendorong pemerintah pusat dan daerah memperkirakan harga beras akan segera meningkat pada akhir tahun.
Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mencegah dan mengatasi potensi kenaikan harga beras, jelasnya.
Apalagi, stok beras Bulog saat ini berjumlah 1,5 juta ton. Stok tersebut meliputi stok beras pemerintah (CBP) sebanyak 1,25 juta ton dan stok beras komersil sebanyak 270 ribu ton.
Ia mengatakan, pihaknya menugaskan Bulog untuk memaksimalkan pemanfaatan beras lokal dengan skema BSO dan komersial.
“Tentunya penting bagi kami untuk menjaga stok CBP di atas satu juta ton agar harganya stabil di akhir tahun dan maju di awal tahun,” imbuhnya. (yard/yard)