Jakarta –
Pemerintah berencana membatasi penggunaan bahan bakar bersubsidi seperti solar dan pertolit. Akankah mobil hemat bahan bakar menjadi lebih populer?
Bahan bakar perlite dan solar bersubsidi akan segera dibatasi. Jadi pengguna tidak bisa sembarangan. Saat ini, kata-kata mengenai pembatasan bahan bakar preferensial masih menjadi bahan perdebatan. Pembatasan ini diperkirakan akan berdampak pada mobil berbahan bakar bensin di atas 1.400 sentimeter kubik dan mobil diesel di atas 2.000 sentimeter kubik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bahan bakar bersubsidi masih digunakan oleh kelompok masyarakat kaya. Misalnya saja mobil diesel seperti Innova Reborn, Pajero Sport, dan Fortuner yang tetap menggunakan bahan bakar bersubsidi. Juga untuk mobil bensin LCGC merekomendasikan menggunakan Pertamax, sebagian besar masih menggunakan Pertalit. Banyak model lain yang menggunakan Pertamax juga memilih bahan bakar Pertamina RON 90 karena alasan biaya operasional.
Lalu apakah pembatasan subsidi bahan bakar akan mempengaruhi penjualan mobil-mobil tersebut? Ingat, jika kapasitas mesin dibatasi maka mobil seperti Innova Reborn diesel atau Fortuner tidak bisa lagi mengonsumsi solar bersubsidi. Sejauh ini dampaknya belum terlihat. Direktur Pemasaran Auto2000 Yagimin mengatakan pembatasan tersebut bisa memaksa konsumen mencari mobil hemat bahan bakar. Jadi menggunakan bahan bakar RON 92 yang lebih mahal dari Pertalite kurang lebih sama.
“Misalnya kalau Pertalite tidak bisa dikonsumsi semua orang, maka pilihannya adalah Pertamax atau Pertamina Dex. Tentu saya sebagai pelanggan memilih produk mana yang paling irit konsumsi bahan bakarnya. Ngomong-ngomong, Toyota punya banyak. Memilih LCGC sepertinya cukup irit ya, tapi selain itu kalau mau lebih irit, “Saya beli yang hybrid,” kata Yagimin saat ditemui belum lama ini.
Menurutnya, kemungkinan meningkatnya popularitas mobil hybrid terbuka. Seperti kita ketahui bersama, mobil hybrid lebih irit dibandingkan mobil bermesin konvensional. Meski diisi bahan bakar RON 92, konsumsi bahan bakarnya akan tetap irit dan diharapkan biaya operasional mobil tidak bertambah.
“Hibrida itu irit sekali, jadi sepertinya kalau diisi Pertamax tidak jadi beban, malah kalau kita lihat, saya punya peluang masyarakat memilih produk yang menurut mereka lebih hemat. konsumsi bahan bakarnya tidak perlu isi ulang, tapi seperti mobil listrik, tapi bahan bakarnya dua kali lebih irit dibandingkan mobil konvensional,” kata Yagimin. Simak “Bakhlil tegaskan tidak ada aturan pembatasan BBM bersubsidi” (Suhi/Din)