Jakarta –
Anindya Bakri, Ketua Dewan Pembina Kadin Indonesia, angkat bicara mengenai kondisi perdagangan dunia yang dilatarbelakangi konflik geopolitik. Salah satu hal yang disorotinya adalah langkah Tiongkok yang membatasi aktivitas investasi.
Menurut Anya, Tiongkok memutuskan untuk memfokuskan investasinya pada sektor dalam negeri guna mengembangkan industri lokal. Tiongkok merupakan salah satu negara yang banyak berinvestasi di Indonesia.
“Kemarin saya dengar ada krisis ekonomi, jadi penjelasan ekonomi tentang kejadian dunia ini sangat menarik. Dengan demikian, China yang sudah banyak berinvestasi di Indonesia dan akan terus berinvestasi di Indonesia akan sedikit memperlambat investasinya. luar negeri,” kata Anindya saat membuka ICEF 2024, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (29/5/2024).
“Mereka menginginkan investasi dalam negeri dan pembelian produk dalam negeri. Mereka ingin pertumbuhan bersifat internal. Jadi bisa dibayangkan China, mitra dagang yang sangat besar, sudah memutuskan, dan ini langsung dari presiden (China): Kami akan berinvestasi lebih banyak di dalam negeri dan memastikan produk dalam negeri digunakan,” lanjutnya.
Melihat hal tersebut, kata dia, sangat disayangkan Indonesia yang mendapat investasi dari berbagai negara masih banyak melakukan impor, sedangkan penggunaan produk produksi dalam negeri masih rendah.
“Sangat disayangkan Indonesia yang selama ini menarik investasi dari berbagai negara, justru melakukan hal sebaliknya. Kita tidak menggunakan produk dalam negeri dan penanaman modal asing, satu lagi kita tidak bisa menggairahkan perekonomian daerah. ,” dia berkata.
Kadin Indonesia mendorong investasi di sektor industri daerah. Di sini, menurutnya, tidak hanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tapi juga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang harus didorong untuk meningkatkan TKDN-nya.
“LKP ini ada versinya, bahkan kadang di pemerintah daerah. Jadi ini aksi harmonisasi, inspirasi, dan kawan-kawan Kadin bisa memantau prosesnya dari sini. “Hal ini bisa terjadi tidak hanya di kalangan pengusaha, tapi juga di kalangan bawah,” ujarnya.
Untuk memajukan sektor lokal, ia berharap insentif bagi pengusaha ditingkatkan untuk memaksimalkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Langkah ini tidak hanya akan mendongkrak industri lokal, tetapi juga memberikan multiplier effect terhadap perekonomian Indonesia.
“Mari kita dorong industri untuk meningkatkan insentif peningkatan TKDN, kemudian mengatur tata niaga impor agar selektif dan mengutamakan kandungan lokal atau TKDN itu sendiri,” tutupnya. (shc/gambar)