Jakarta –

Read More : Spanyol Diminta Tetap Membumi

Solo Technopark menerima lebih dari 1.000 wisatawan setiap harinya. Pusat inovasi dan pengembangan usaha yang didirikan Pemkot Solo ini berangsur-angsur bertransformasi menjadi ‘kota budaya’ yang beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Menurut Yudit Kahyantoro, Kepala BLUD, Solo Technopark atau yang lebih dikenal dengan STP kini menjadi tempat berkumpulnya tidak hanya rekan kerja, tapi juga pelajar, mahasiswa, bahkan pekerja lepas yang bekerja di sana.

Selama lima tahun terakhir, berbagai perusahaan, salah satunya perusahaan teknologi Shopee, juga menjadikan lahan seluas 5 hektar itu sebagai ruang operasional atau kantor bagi ribuan karyawannya. Ribuan karyawan tersebut tinggal di dua gedung bernama Sembrani dan Gumrang di kawasan STP.

Jumlah tersebut belum termasuk ratusan karyawan Shoppes di Solo Paragon Mall.

Kalau pekerjanya sendiri, di kantor Shopee jumlahnya di atas 1.700. Sejauh ini sudah 1.300 pekerja yang terbagi dalam tiga shift. Rekrutmen pekerja warga Solo sangat banyak (dari Shopee). Kebanyakan dari Solo. kata Yudit dalam keterangannya dikutip Jumat (26/7/2024).

Yudit menjelaskan, untuk menjaring tenaga kerja, Shopee Solo menggandeng perguruan tinggi yang ada di kota tersebut. Rekrutmen tidak hanya untuk menyerap tenaga kerja lokal saja, namun bisa dikatakan Solo kini menjadi pusat ekonomi digital baru di Indonesia. Belakangan ini, Shopee juga diketahui sedang merekrut orang di STP.

“Rekrutmen sudah masuk dan kami bermitra dengan banyak universitas di Solo, menjaring talenta-talenta dari seluruh Solo,” kata Yudit.

Buktinya, di kawasan Solo Technopark yang menempati lahan kurang lebih 5 hektare, beberapa perusahaan telah membangun ‘tenant’ atau gedung sebagai kawasan pengembangan bisnis.

Terlebih lagi, menurut Yudhi, STP kini seolah menjadi “brand” baru di Kota Solo bagi generasi milenial-GenZ. Hal ini karena STP mempunyai alat dan sumber daya yang membantu kaum muda dari transisi menuju pekerjaan.

Bahkan Shopee, lanjut Yudit, pihaknya rutin mengadakan kegiatan bersama seperti program pelatihan pemasaran digital, pembuatan konten dan hal-hal yang mendukung keterampilan digital masyarakat, tidak hanya sekedar tersertifikasi dan terverifikasi. Maka tak heran, STP selalu ramai pengunjung, dengan jumlah pengunjung 200-300 orang setiap harinya.

“Sebenarnya bukan hanya untuk Gen-Z saja, tapi untuk generasi lainnya. Hanya saja lingkungan dan ruang di STP didesain senyaman perlengkapan olahraga untuk Gen-Z. Podcast Dengan alat, pembuat konten mengembangkan, dll, ini untuk menarik Gen-Z ke STP,” kata Yudit Tonton video “Alasan FOMO dan YOLO menghambat Gen Z. dan Milenial Susah Menabung” (cm/cm)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *