Jakarta –

Read More : Terobosan Baru Ilmuwan China, Pakai Stem Cell untuk Sembuhkan Pasien Diabetes

Perkembangan dan digitalisasi zaman tidak membuat pecinta musik Indonesia meninggalkan alat pemutar musik retro seperti kaset atau kaset. Situasi ini tergambar dari masih banyaknya masyarakat dari berbagai kalangan yang mengunjungi toko kaset.

Penjual kaset di Toko Vintage Storage, Blok M Square, Adel, mengatakan meski kini sudah banyak compact disc (CD) dan platform streaming digital, namun masih ada masyarakat yang mendengarkan musik melalui kaset.

Pembelinya berasal dari berbagai kalangan, seperti siswa SMP dan SMA, orang tua, dan kolektor, ujarnya. Dalam hal ini, kata dia, pembeli dari generasi muda seperti mahasiswa akan datang karena terpengaruh media sosial.

“Banyak pencari, pelajar, bahkan pelajar SMP dan SMA, dan orang-orang tua yang suka mencari nostalgia. (Apakah ada kolektor kaset?) Kalau ada kolektor pasti datang,” ujarnya. Saat ditemui detikcom, Jumat (2/8/2024).

“(Untuk apa anak-anak SMP dan SMA ini mencari kaset? Mungkin mereka belum lahir saat orang masih menggunakan kaset itu?) Banyak juga yang mungkin pernah melihat di TikTok dan mendengar cerita dengan kaset seperti itu. mereka ikuti, penasaran, akhirnya suka, kata Adele.

Adele lebih lanjut menjelaskan bahwa kelompok yang berbeda memiliki gaya belanja yang berbeda-beda. Misalnya saja bagi pembelanja pelajar yang masih mencari tahu musik apa yang disukainya, namun sedikit hemat saat berbelanja.

“Orang-orang yang masih duduk di bangku SMA atau SMA terkadang masih mencoba mencari tahu apa selera musiknya. Jadi kadang hari ini mereka membeli musik pop, besok jaz jadul, esoknya metal. Kadang mereka bertanya mana yang lebih bagus, Lalu dengarkan , pilih, beli, tapi “kadang aku tidak langsung beli, ‘besok aku beli, kamu mahasiswa’,” ujarnya.

“Kalau orang besar nanti, biasanya mereka sudah tahu lagu mana yang harus didengarkan, ‘Wah, itu laguku waktu pacaran’. Selain itu, mereka biasanya punya selera musik yang berkembang atau penyanyi yang lebih tua. Ada penggemarnya, jadi apa yang mereka lakukan? Kalau kita tidak ada di sana, dia akan pindah ke toko lain, itu saja yang diperlukan,” jelas Adele.

Lalu ada pula kolektor yang umumnya lebih setia membeli. Selain itu, khusus untuk grup ini, Adele mengaku bisa sedikit menaikkan harga jualnya karena mengetahui nilai dari rekaman musik jadulnya.

“Kalau kolektor punya album yang sama, tapi edisinya beda pasti beli. Misalnya edisi pertama ada salah ketik (sampul kaset), dikoreksi di edisi berikutnya, tetap dibeli. kadang mereka juga menemukan kesalahan,” tuturnya.

“Kadang-kadang beli album yang sama, fotonya (dengan penyanyinya) berbeda. Kamu beli album yang sama dari tahun yang berbeda. Makanya biasanya mereka punya 7-8 kaset dalam satu album. Jadi kalau ke kolektor ini, makanya harganya naik.” sedikit,” jelas Adele lagi.

Namun karena banyaknya peminat dari berbagai kalangan, Adele menilai kaset karyanya tidak lekang oleh waktu. Apalagi mengingat saat ini pembelinya banyak sekali mahasiswa.

“(Ahli kaset) itu tidak lekang oleh waktu, aman. Ditambah lagi ada yang pelajar SMP dan SMA, jadi ada timbal baliknya,” ujarnya. Klik Langsung (hns/hns)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *