Jakarta –

Thailand merupakan salah satu negara yang mengalami cuaca panas yang dapat menyebabkan heat stroke atau serangan panas pada korbannya. Banyak warga yang kemudian enggan melakukan aktivitas di luar ruangan karena jumlah korban tewas akibat serangan panas mencapai 30 orang.

Seperti yang dialami Suryan Wangwan, pengantar makanan di Siam Square, pusat kota Bangkok, yang berkeringat saat menunggu pesanan makanan saat hendak mengantarkan makanan dengan sepeda motor saat gelombang panas melanda Thailand.

“Saya takut terkena serangan panas,” kata pria berusia 51 tahun itu kepada AFP, setelah suhu mencapai 37 derajat Celcius dan kelembapannya terasa seperti suhu sebenarnya 43 derajat Celcius.

Sebagian besar wilayah Asia Tenggara sedang berjuang melawan gelombang panas, yang masing-masing mencapai rekor suhu tertinggi dan memaksa jutaan anak-anak untuk tinggal di dalam rumah karena sekolah-sekolah di seluruh wilayah tersebut ditutup.

Para ahli mengatakan perubahan iklim membuat gelombang panas lebih sering terjadi, lebih lama dan lebih intens, sementara fenomena El Nino juga menyebabkan cuaca panas yang luar biasa tahun ini.

Di antara yang paling terkena dampaknya adalah para pekerja yang keluar rumah sepanjang hari, seperti pengendara sepeda motor yang mengantarkan makanan dan menawarkan tumpangan taksi melalui jalan-jalan padat di Bangkok.

Pertahanan saya adalah dengan memperbanyak minum air putih agar bisa bangkit dan tidak pingsan, kata Suryan.

“Saat panas seperti ini, aku minum setiap kali memarkir sepeda.”

Warga Bangkok lainnya, Asara Singmol, seorang ojek online, pun demikian. Dia sekarang meminum empat atau lima botol air agar tetap terhidrasi, dua kali lipat dari asupan biasanya.

“Kami perlu tidur yang cukup untuk bekerja, jika tidak panas akan mempengaruhi tubuh dan kesehatan kami,” kata pria berusia 48 tahun itu kepada AFP sambil meneguk air dari gelas.

Sore harinya ia menunggu pelanggan di stand sepeda motor yang sangat rindang.

“Kalau terlalu panas buat saya, saya bisa melepas jaket oranye saya (yang dipakai tukang ojek) dan pergi ke mal untuk mencari suhu yang lebih baik,” ujarnya.

Ia mengenakan pakaian yang lebih ringan dan menyerap keringat, namun mengendarai sepeda motor berarti ia harus mengenakan celana dan sepatu yang sesuai.

Sementara itu, Seksith Prasertpong telah mengantarkan makanan untuk aplikasi Lineman selama dua tahun terakhir dan mengatakan cuaca panas membuat pekerjaannya sulit.

“Saya perlu mencuci muka lebih sering, pergi ke kamar mandi dan minum air dingin secara teratur,” kata pria berusia 38 tahun itu kepada AFP saat istirahat.

Meski suhu turun di kemudian hari, Sixth mengatakan mengubah jadwal kerjanya bukanlah suatu pilihan.

Beliau mengatakan bahwa jumlah kami memang lebih sedikit, namun semakin banyak kami bekerja, semakin banyak penghasilan yang kami peroleh.

Ia ingin ada insentif bagi pengemudi saat cuaca panas, seperti saat hujan deras, saat biaya pengantaran naik.

Suryan juga berpendapat bahwa harga harus dinaikkan untuk mencerminkan sulitnya tugas tersebut.

“Meski panas, pengemudi seperti saya tetap harus bekerja karena butuh uang untuk hidup sehari-hari, apalagi sekarang semuanya semakin mahal,” ujarnya.

“Saya rasa tidak ada pilihan lain untuk membantu kami, karena kami harus tinggal di luar.” Saksikan video “Anjuran Kebutuhan Air Putih, Hindari Kurangi Minum Saat Cuaca Panas” (naf/naf)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *