Jakarta –
Read More : Utang Pemerintah ke Pupuk Indonesia Bengkak Jadi Rp 12,5 Triliun
Nova Eliza tumbuh salah satu selebriti di Indonesia, yang tertarik pada banyak kasus pelecehan.
Sebagai pendiri Yayasan Sarah Wanita, Nova Eliza, dia memberi tahu semua wanita yang berani melaporkan jika mereka menyalahgunakan.
“Meskipun kampanye ini kami lakukan, kami ingin mengundang semua wanita untuk melaporkan jika mereka telah menerima pelecehan dalam kata -kata dan tubuh atau bahkan menyebabkan kekerasan,” kata Nova Eliza melalui rilis setelah upacara Sikandi yang diadakan di Lippo Mall Nusantara, Jakarta, kemarin.
Ibu seorang anak mengatakan bahwa wanita yang dilecehkan tidak sendirian. Banyak wanita lain akan mendukungnya.
“Karena kamu tidak sendirian dengan setiap langkah melawan kekerasan, itu sangat kuat untuk wanita lain,” jelasnya lagi.
Pada kesempatan ini, ada juga Ayushita, Donna Agnesia dan Ussy Sulistiawaty. Mereka juga setuju dengan apa yang dikatakan Nova Eliza.
“Tubuhmu adalah milikmu. Tidak ada yang berhak mengendalikannya,” kata Ayu Shita.
“Laporan penyalahgunaan itu tidak memalukan. Itu diam karena kekerasan yang harus kita hentikan,” tambah Ussy Saristiawaty.
Donna Agnesia berkata: “Jangan biarkan rasa takut menutup keadilan. Bicara, karena kepercayaan diri Anda menyelamatkan lebih banyak wanita.”
Acara ini masih di Monumen Hari Kartini pada 21 April 2025.
Meningkatkan topik ceritanya menjadi inspirasi kami, Lippo Mall Nusantara mengundang pengunjung untuk melihat, mendengarkan, merasakan kisah para wanita hebat melalui pekerjaan.
“Melalui program ini, kami ingin mengadakan pertemuan dengan wanita yang berbakat dan sukses untuk menetapkan karya terbaik mereka untuk komunitas yang lebih luas.
“Dalam semangat Sikanandi, kami berharap dapat memperkuat peran wanita Indonesia dalam menciptakan masa depan yang lebih baik dan dapat mendorong lebih banyak wanita untuk berbicara melalui pekerjaan mereka,” kata Shark Mulyawati.
Periksa video “Video: Isa Zega siap bersumpah Pocong untuk membuktikannya tidak bersalah” (Wes/Pus)