Jakarta –
Dulu, jalur Pantura (Pantai Utara) menjadi jalur utama pemudik dari Jakarta menuju kampung halaman. Dulu, banyak sekali titik dan tempat ‘legendaris’ yang macet berjam-jam menjadi menu utama yang wajib dinikmati para pelancong Hari Raya. Kini Pantura sudah banyak berubah sejak dibukanya tol Trans Jawa. Bagaimana jalur Pantura sekarang?
Tradisi mudik untuk merayakan Idul Fitri menjadi momen yang dinantikan masyarakat Indonesia. Dari tahun ke tahun, hampir di seluruh wilayah Indonesia, mudik menjadi “kewajiban” yang harus dipenuhi untuk silaturahmi bersama keluarga.
Khusus di Pulau Jawa terjadi perubahan tradisi mudik. Hingga sekitar 10 tahun lalu, sebagian besar pemudik di Pulau Jawa memilih jalur Pantai Utara atau Pantura sebagai pilihan pulang ke kampung halaman. Namun masyarakat kini lebih memilih menggunakan layanan Tol Trans Jawa yang mempersingkat waktu tempuh dan dinilai aman karena tidak ada sepeda motor dan kendaraan besar yang melintas.
Tol Trans Jawa yang menghubungkan ujung barat dan timur Pulau Jawa tercatat terkoneksi penuh hingga tahun 2018. Membentang kurang lebih 1.167 km, ruas tol ini menjadi pilihan utama pemudik Rute Pantura Sekarang?
Pada masa mudik Lebaran 2024, Redaksi DetikOto tetap menggunakan jalur Pantura. Perjalanan menjelajahi jalan yang dulunya sangat populer dan vitalitas Pulau Jawa ini kami selesaikan dengan Toyota Yaris Cross Hybrid melalui program Exotic (Ekspedisi Otomatis Jalur Mudik) 2024.
Dibandingkan 10 tahun lalu, jalur Pantura jelas sudah banyak berubah. Rute favorit traveler, jika harus diibaratkan, kini jauh lebih sepi.
Siapa pun yang pernah pulang lewat Pantura masih bisa membayangkan betapa parahnya kemacetan di Simpang Jomin, mobil-mobil yang merayap di sekitar Lohbener, antrian di Losari, serta jalur berkelok-kelok dan bergunung-gunung saat melintasi Wai Roban. Kini hampir tidak ada antrian kendaraan saat melintasi titik-titik yang dulunya ditakuti itu.
Namun Pantura ingin mati, semangat kehidupan dan perputaran ekonomi dan bisnis masih terasa di sana, tentunya dengan banyak keistimewaan yang ditawarkan sepanjang perjalanannya.
Jalur mudik Pantura selalu menceritakan kisah yang tidak akan pernah bisa dilupakan. Kalaupun para pendeteksi pernah mengalami perjalanan melalui jalur Pantura, mereka tidak akan pernah menyangka bahwa Pantura masih relatif sama seperti dulu.
Namun kenyataan pahit harus diterima oleh masyarakat di jalur Pantura. Jika dahulu debu jalanan diterima karena masih banyak peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, kini keadaan masyarakat tidak lagi sama.
Berkurangnya jumlah pengguna jalan juga berdampak pada aktivitas perekonomian di banyak daerah. Tak sedikit warga sekitar yang memilih menutup usahanya. Selama perjalanan kami sering melihat bangunan-bangunan yang terbengkalai. Sekarang kotor dan tidak terurus, hampir roboh.
Perjalanan pulang kampung lewat Pantura dengan Toyota Yaris Cross Hybrid 2024 dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama dimulai dari gedung TransTV, Jakarta Selatan, hingga Indramayu dan berakhir di Kota Cirebon, Jawa Barat.
Perjalanan kemudian dilanjutkan etape kedua dengan rute Cirebon, Jawa Barat, hingga Pekalongan dan berakhir di Ungaran, Jawa Tengah.
Tahap terakhir atau disebut etape ketiga berlanjut melalui Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, hingga Demak, Tuban dan berakhir di Surabaya, Jawa Timur.
Kami menempuh perjalanan lebih dari 1000 km untuk menunjukkan nasib terkini dari rute legendaris Pantura dan tentunya menguji keunggulan dan ketangguhan Toyota Yaris Cross Hybrid.
Kendati demikian, bagi pengendara yang hendak mudik Lebaran perlu mewaspadai, meski jalur Pantura yang ‘lama’ memiliki berbagai tantangan, namun banyak pengendara sepeda motor yang tidak memperhatikan kendaraan lain dan tidak sedikit kendaraan besar yang melintas, namun jalur Pantura memiliki tantangan yang beragam. “Permata tersembunyi” yang sulit dinavigasi, baru saja dilewati.
Seperti perjalanan Deticoto kali ini dengan Toyota Yaris Cross Hybrid, hampir semua kota atau hampir semua daerah yang kami kunjungi memiliki destinasi yang menarik untuk dijelajahi. Selain itu, kuliner berbeda khas tiap daerah juga meninggalkan kesan tak terlupakan Ekspedisi jalur mudik 2024 dengan Toyota Yaris Cross Hybrid: Pantura kiri, Pantura ketinggalan.
Bermula dari Indramayu Jawa Barat pasti banyak yang belum tahu kalau di Indramayu ada destinasi Agroedutourism Situbolang. Tempat tersebut mampu memberikan pengetahuan tentang bercocok tanam, habitat elang dan masyarakat bisa memetik buah mangga langsung dari pohonnya dan membelinya, semua ilmu tersebut bisa didapatkan hanya dengan membeli tiket seharga Rp 15.000.
Memasuki kota Cirebon, destinasi berbeda pasti muncul di benak para detektif bukan? Mulai dari Keraton Kesepuhan Cirebon dan berbagai kuliner yang sulit untuk dilupakan mulai dari Nasi Jamblang, Empal Gendong, Tahu Gejrot dan lain-lain. Namun banyak yang belum mengetahui bahwa ada tempat menarik di Cirebon yang layak untuk dikunjungi yaitu “Warung Kopi Manis”, memberikan nuansa ketenangan persawahan, setiap pengunjung akan mendapatkan nuansa pedesaan yang damai.
Memasuki kawasan Pekalongan, kesan Jawa Tengah yang kuat pasti akan terasa. Di kawasan ini, Redaksi Detikot yang berkendara dengan mobil Toyota Yaris Cross Hybrid juga bisa menyaksikan para perajin batik tradisional berjuang melestarikan budaya membatik dengan corak batik yang lebih berwarna.
Nuansa religi memang tak bisa dipungkiri, Demak memang pantas menjadi kota suci, ditandai dengan masih berdirinya Masjid Agung Demak yang berdiri sejak tahun 1401 Saka. Masjid ini diyakini sebagai tempat berkumpulnya para Ulama (Wali) penyebar agama Islam di tanah Jawa yang disebut Walisongo. Pendiri masjid ini diyakini adalah Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi.
Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid karismatik ini sehingga memberikan gambaran seperti Bulus. Inilah memet bulan Sengkala, dengan arti Sarira Sunyi Qiblating Gusti, artinya tahun 1401 Saka. Gambar bolus terdiri dari kepala melambangkan angka 1 (satu), 4 kaki melambangkan angka 4 (empat), badan bolus melambangkan angka 0 (nol), ekor bolus melambangkan angka 1 (satu). Dari simbol tersebut diduga Masjid Agung Demak didirikan pada tahun 1401 Saka.
Perjalanan melalui jalur Pantura tidak berhenti sampai disitu, tim Anak melanjutkan perjalanan melewati kota Tuban. Tuban menjadi destinasi yang tak terlupakan jika dilihat dari luar, Tuban tampak seperti kota persinggahan yang hanya bisa dilewati.
Namun nyatanya Tuban memiliki sejarah yang panjang, bahkan banyak orang yang belum mengetahui bahwa Tuban memiliki “kopi besar”. Alamatnya Semanding, Jarkali, Gedongombo, Kec. Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur 62317, goa ini bisa dikatakan sangat unik karena terletak di tengah Pasar Baru Tuban.
Terakhir, perjalanan eksotis dan nostalgia Pantura bersama Toyota Yaris Cross Hybrid 2024 memasuki pos pemeriksaan terakhir yakni Surabaya. Kota Pahlawan selalu memberikan kesan yang luar biasa, dengan nuansa metropolitan dan sejarahnya yang panjang, Surabaya tidak bisa dilupakan.
Terlihat jalur Pantura memberikan kesan unik, banyak pengendara sepeda motor yang kurang memperhatikan keselamatan berkendara. Selain itu, terdapat kendaraan yang cukup besar sehingga menyulitkan perjalanan, jadi berhati-hati dalam berkendara adalah hal yang utama.
Namun lebih dari itu, pemilihan kendaraan sangat penting untuk bisa melewati jalur legendaris Pantura, karena kendaraan dengan fitur lengkap dan irit bahan bakar berbeda, seperti Toyota Yaris Cross S tipe HV dengan paket GR Parts Aero yang detikOto berkendara . , pasti akan sangat berguna selama perjalanan dan menambah rasa nyaman saat berkendara Eksplorasi Pantura yang menyenangkan bersama Toyota Yaris Cross Hybrid
Bicara soal efisiensi bahan bakar, Detikoto mendapat data beragam, namun berdasarkan odometer yang ditampilkan, Toyota Yaris Cross Hybrid yang kami kendarai berhasil menempuh jarak 31,2km/liter pada rute Ugaran Semarang, Jawa Tengah hingga Demak.
Toyota Yaris Cross S tipe HV dengan paket GR Parts Aero dilengkapi dengan beberapa fitur canggih seperti tailgate tenaga listrik dengan sensor benturan, atap kaca panoramik dengan sunshade elektrik, Toyota Safety Sense, mode berkendara (Eco, Normal, Power) dan ukuran 10 0.1 kamera kepala inci yang dapat bekerja secara nirkabel dengan fungsi Apple CarPlay dan Android Auto.
Toyota Yaris Cross versi teratas dibekali pilihan mesin hybrid 2NR-VEX bervolume 1.500 cc, 4 silinder, bertenaga 89,8 hp. mesin dan 79,1 hp. dari motor listrik, dengan torsi motor sebesar 121 Nm. Mesinnya dan motor listrik 141 Nm.
Digerakkan oleh Toyota Hybrid System (THS), mesinnya dibekali mode EV serta transmisi CVT yang bersinergi dengan motor listrik untuk menggerakkan gardan depan. Selain itu, fungsi Toyota Safety Sense mampu menjaga keselamatan saat berkendara. Simak Video “Kisah Penumpang Pulang dari Lampung Tujuan Pasitan, Terjebak Kemacetan Selama 3 Jam di Tol Dalcot” (LTH/Din)