Jakarta –

Read More : RI Makin Ramah Investor Asing, Dulu 100 Sektor Dilarang Kini Cuma 5

Minimnya penjualan pepaya di pasar Kramat Jati, Jakarta Timur menyebabkan banyak stok buah yang membusuk. Akibatnya, para pedagang terpaksa meninggalkan barang dagangannya dan mengalami kerugian lakh hingga ratusan crore rupee.

Wakid (48), salah satu pedagang di Bazar Kramat Jati, mengatakan, jumlah pepaya busuk yang dibuang pedagang bervariasi. Satu proses pembuangan hanya melibatkan beberapa pusat per truk.

Ia mengatakan, darshan ini terjadi beberapa hari setelah Idul Fitri lalu. Namun, skenario terburuk terjadi pada minggu lalu ketika seorang pedagang di toko membuang beberapa buah pepaya.

Konon, segudang buah pepaya yang tidak laku dan harus dibuang bisa merugikan pedagang antara Rp 30-35 juta. Besar kecilnya kerugian ini tergantung pada harga pepaya yang dibeli pedagang dari petani.

“Kalau (satu truk) pepaya kerugiannya bisa Rp 30 juta. Jadi kalau (menurunkan satu truk pepaya) rugi besar,” kata Wakid, Senin (29/4/29). bertemu dengan 2024).

Wakid sendiri beruntung karena tidak membuang satu pun pepaya busuk dalam proses pembuangannya. Namun, karena situasi ini terus berlanjut bahkan setelah Idul Fitri 2024, pepaya busuk juga banyak dibuang, mungkin totalnya beberapa truk.

“Alhamdulillah saya kemarin tidak turun sebanyak itu, ada yang turun sebanyak satu truk ya? Toko di dekat saya ini kemarin menjatuhkan setengah truk (pepaya). Kalau bisa Buang saja kuintalnya karena itu .

Sementara itu, seorang penjual pepaya di Pasar Kramat Jati di blok lain bernama Phasita (32) mengatakan, ada pedagang yang membuang tiga karung pepaya. Pada dasarnya satu truk dapat memuat 8 ton pepaya, artinya dapat membuang hingga 24 ton (3×8 ton).

“Banyak (pedagang membuang pepaya karena busuk), ada yang di tiga truk. Satu truk kira-kira 8 ton, berapa yang dibuang? Satu toko hari itu membuang pepaya sebanyak (24) ton,” kata Fasita. dikatakan .

Ia kemudian menyebutkan harga pembelian pepaya dari petani pada pekan lalu masih berkisar antara Rp 4.000-4.500. Oleh karena itu, katanya, ada toko yang merugi jutaan dolar.

Misalnya, Fascita memperkirakan toko yang harus membuang 3 truk bisa merugi sekitar Rp 96-108 juta (3 truk × 8 ton × Rp 4.000-4.500). Akibatnya, banyak supermarket yang kini mengurangi pembelian pepaya dari petani.

“Kalau sekian (terbuang) maka kerugiannya bisa jutaan. Kemarin (minggu lalu) notanya (pembelian dari petani) berkisar Rp 4.000-4.500 kg. Iya (kerugian pedagang), berapa kali a Muatan truk”, – jelas Fasita.

Untungnya, Fasita mengatakan toko tempatnya berjualan tidak membuang pepaya busuk. Sebab bisa menunda pengangkutan pepaya dari petani sehingga tidak banyak sampah di pasar.

“Intinya kita (petani) bisa bermain dari situ. Alhamdulillah kami bisa mengatur pengiriman dari sana. Nah, saat pepaya kebanjiran kemarin banyak yang terbuang, disini tidak banyak yang terbuang. Bahkan mobil pun tidak. (truk), katanya (fdl/fdl).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *