Jakarta –

Pemerintah berencana menghentikan pembangunan hotel di Bali selatan untuk melindungi lahan pertanian. Para pengusaha di bidang pariwisata menyambut baik hal ini.

Bali Selatan yang meliputi Seminyak, Kuta, Legian, Jimbaran, Benoa, Nusa Dua, Uluwatu dan Pecat sedang menghadapi permasalahan hilangnya lahan pertanian. Kawasan hijau telah berubah menjadi bangunan dan beton, jalan-jalan kelebihan beban dan sering terjadi kemacetan lalu lintas.

“Untuk menghentikan transformasi lahan, sampai saat ini transformasinya cukup besar, Bali wilayahnya kecil, transformasinya bisa sampai 200 hektar per tahun,” Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali kata Rai Suryawijaya kepada CNBC Indonesia, Senin (9 Februari 2024).

Faktanya, Rai mengusulkan kepada pemerintah pada tahun 2018 untuk meluncurkan penyelidikan mengenai pembagian kapasitas di Bali. Ini adalah perhitungan yang membandingkan pasokan dan kebutuhan akomodasi serta jumlah wisatawan.

Ia memperkirakan Bali saat ini merupakan pulau kecil dengan jumlah penduduk 4 juta jiwa ditambah orang asing yang tinggal di Bali seperti orang Australia, Rusia, Perancis, Ukraina dan lain-lain yang jumlahnya sekitar 60 ribu, sehingga sangat ramai. Khususnya di Bali bagian selatan.

Makanya kami usulkan dulu ke pemerintah agar dilakukan kajian khusus moratorium singkat, karena akan dibangun fasilitas akomodasi untuk wisatawan seperti villa, New Moscow di Canggu, New Moscow di Ubud dan beberapa tempat lainnya, kata Rai. .

Namun, pemerintah harus konsisten dengan janjinya bahwa moratorium ini akan terus berjalan, dan bukan karena insentif di pilkada provinsi.

“Situasi ini harus kita tutup dulu, jangan hanya dilihat sekarang saja, sudah penuh, ini urusan mendesak yang membangun biosfer dulu. Jangan sampai terjadi karena pilkada baru, setelah itu tidak terjadi lagi. izin terus menerus atas ludahnya sendiri, bahkan ada oknum yang melanggarnya,” ujarnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI) Sandiaga Uno menyatakan akan menerapkan moratorium yakni.

Sandi mengatakan, pemerintah saat ini sedang berupaya melakukan serangkaian kebijakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pariwisata Tanah Air, antara lain menghentikan konversi lahan pertanian hingga menghentikan pembangunan hotel dan fasilitas wisata lainnya.

“Ada beberapa kebijakan yang akan segera dituntaskan pemerintah, terutama terkait dengan kemungkinan kemacetan yang dapat membuat situasi tidak aman dan tidak nyaman. Terutama di beberapa destinasi di Bali Selatan dan beberapa destinasi lain di luar Bali yang mengalami permasalahan yang sama, katanya. Sandi dalam Konferensi Pariwisata Berkualitas Indonesia di Bali, dikutip dari keterangan resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Senin, 9 Februari. Saksikan video “‘Berburu’ Lumba-lumba di Laut Bali Utara” (msl/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *