Jakarta –

Kampung Pengrajin Budaya Condet, Jakarta Timur berkembang menjadi kota wisata. Terdapat pusat oleh-oleh serta makanan khas Betawi.

Letaknya di Jalan Al Magfiroh, Condet. Kawasan tersebut mencakup tiga rukun tetangga (RT) dan banyak rumah produksi yang dikelola warga.

DetikTravel berhasil mengunjungi dan menjelajahi tiga gang RT bersama salah satu pelaku kebudayaan Betawi, sekaligus warga Kampung Seni Condet, Opik. Beliau merupakan salah satu penggagas terciptanya Desa Perajin Budaya Condet.

Saat berkumpul di Toko Oleh-Oleh Condet, Selasa (23/7/2024), Opik menyambut kedatangan detikTravel. Ia juga menjelaskan, di toko yang ia kelola terdapat berbagai jajanan dan cinderamata hasil karya masyarakat Kampung Seniman Budaya Condet.

“Pusat oleh-oleh ini sendiri (dikelola) untuk membantu dan mendukung ibu-ibu ketika membuat kue dan memesan di sini. (Toko) ini sudah berjalan tujuh bulan dan berjalan sendiri. Kami berusaha mencari cara untuk menyimpan makanan tersebut. tersedia,” kata Opi.

Di Kampung Pengrajin Budaya Condet terdapat beberapa rumah produksi. Diantaranya adalah kue-kue yang sudah ada sejak tahun 1953, kue panggang, manisan, buras, jamblong, kue cincin, dan kecap.

Usai berbincang di kafe dan menghabiskan minum bir, Opi berjalan-jalan menyusuri jalan Desa Seni Condet. Sebelumnya, dia mengatakan, warga yang membuat masakan khas Betawi tidak setiap hari memproduksinya karena menemui berbagai kendala.

Ia mengatakan, pengelolaan Kampung Seniman Budaya Condet bergantung pada anggaran mandiri dan sukarela warga. Opi berharap ada keseriusan pihak-pihak terkait untuk membangun dan memanfaatkan potensi Kampung Seniman Budaya Condet.

“Setiap hari (produksi) seperti bir pletok, sagon, Asinan Condet, ada peminatnya ya, kalau serius diurus dengan rapi, setiap hari ada peminat, mereka produksi kalau ada permintaan atau kadang-kadang Ramadan. ” jelasnya.

Kendala terbesar di Kampung Seniman Budaya Condet adalah anggaran, serta kesibukan teman-teman di daerah, pada akhirnya Opi tidak bisa sendirian. Memang ada beberapa pihak yang berkontribusi, namun durasinya hanya sebentar.

“Niat kami menjadi kota wisata bagi para perajin. Kita bisa bekerjasama dengan travel agent, komunitas, sekolah atau apapun untuk mengenalkan kota ini,” kata Opi.

Saat berjalan, Opi disambut sopan oleh tetangganya di jalan. Sembari melanjutkan perjalanan, Opik juga memperlihatkan rumah-rumah yang biasa memproduksi kuliner tersebut.

Selain itu, Condet menaruh harapan besar kepada Kampung Pengrajin Budaya, mulai dari jalan mungkin sudah ada penunjuk lokasi perusahaan produksi kuliner. Sebab, saat detikTravel berjalan dalam pawai tersebut, tidak ada tanda-tanda untuk menemukan rumah produksi, yang ada hanya tulisan di awal jalan.

“Oh ini pastry chef Mpok Nane Siji, ini pemilik Mpok Suryana” atau ada plakat seperti anda; Ada barcode yang akan dipindai orang ketika mereka mengunjungi “apa kuenya” menggunakan. barcode nanti akan lihat (penjelasan Kami (artinya) “Saya mau begini, tapi ya, banyak sekali pemotongan anggaran yang harus kita lakukan,” ujarnya.

Harapan lain, Opi mengatakan, Kampung Seniman Budaya Condet seperti Setu Babakan.

“Lagi-lagi proses ini kurang maksimal, Setu Babakan, mau masuk desa ini dan berharap bisa memperluas geng-geng lain, akhirnya semua seperti Betawi,” kata Opi.

Kampung Seniman Budaya Condet Jalan Al Magfiroh No. 7 dan Toko Oleh-Oleh Condet Jalan Condet Raya No. 7, Jakarta Timur. Meski masih belum sempurna, namun jika masyarakat ingin melihat masakan khas Betawi dan kuliner kota ini, bisa datang ke Warung Souvenir Condet.

Buka setiap hari mulai pukul 09:00 hingga 22:00 WIB. Di Condet Souvenir Shop, kamu bisa menikmati semuanya mulai dari makanan, minuman, hingga oleh-oleh dengan harga mulai dari Rp 12.000.

Lihat “Kampung Perajin Budaya Condet Sajikan Masakan Khas Betawi Sejak Tahun 1953” (fem/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *