Jakarta –
Read More : Di Pulau Ini Hujannya Lama Banget, Pernah 331 Hari Tanpa Henti
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mandakbangga) dan Kepala Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana (PSF) Vihaji mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan fenomena tidak memiliki anak diterima secara luas. Hal ini terjadi setelah data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 71.000 perempuan berusia 15-49 tahun akan memutuskan untuk tidak memiliki anak pada tahun 2023.
Wahaji mengatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk memiliki anak, seperti faktor ekonomi yang membuat sulit atau tidak mencukupi untuk memiliki anak, jalur karir yang ingin ditempuh, dan perubahan budaya.
“Setelah diteliti, alasannya ada tiga: ekonomi, profesi, dan budaya, tapi saya yakin budaya Indonesia berbeda dan tidak perlu takut. Insya Allah akan lebih baik.” Wihaji saat bertemu dengan media di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (5/12/2024).
Menurut Vihaji, meski situasi tersebut tidak akan berdampak pada keadaan masyarakat di Indonesia, namun ia mengatakan partainya tetap untuk masyarakat. Ia ingin terus melayani kebutuhan dan keinginan keluarga berencana.
Ia juga mengatakan akan tetap menghormati keputusan perempuan yang memutuskan untuk menunda atau tidak memiliki anak.
Saya tidak tahu pasti, tapi tetap saya hargai. Sebagai menteri, saya hargai pilihan-pilihan itu, tapi sebagai orang material, saya pastikan kita juga ada. , “katanya.
Faktor ekonomi menjadi faktor utama dalam keputusan perempuan untuk tetap tidak mempunyai anak. Selain itu, keinginan perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang baik juga akan berdampak.
Diperkirakan saat ini terdapat 1.000 perempuan di Indonesia yang memutuskan untuk tidak memiliki anak.
“Pendapat Dokter tentang Alasan Lebih Sedikit Pria yang Melakukan Vasektomi” (awk/up)