Jakarta –
Read More : Zulhas Ungkap Sawah Berkurang 100.000 Ha/Tahun-Birokrasi Pupuk Subsidi Rumit
Menteri Pertanian (Mentan) Andy Amran Sulaiman mengumpulkan perwakilan industri pengolahan susu dalam rapat koordinasi di Kementerian Pertanian. Pertemuan tersebut digelar beberapa hari setelah merebaknya virus pemanen susu di Pasuruan, Jawa Timur.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Bayu Aji Handayanto, seorang petani dan pengumpul susu asal Pasuruan. Soni Effendi, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS) juga turut hadir.
Tumpahan susu tersebut merupakan protes para petani dan pengumpul susu terhadap kuota pengiriman susu ke pabrik pengolahan. Namun Mentan menjelaskan, pihak-pihak yang terlibat kini sudah sepakat untuk berdamai.
Pada Senin (11/11/2024), Amran di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, mengatakan, “Kami sudah rapat antara pihak sektor dan peternak, ketiga pengepul sepakat untuk berdamai dan sebagainya.”
Menurut Amran, hal ini disebabkan adanya permasalahan kualitas pada susu sapi lokal. Oleh karena itu, kata Amran, ke depan akan ada kerja sama dan pembinaan bagi para peternak agar kualitas produknya memenuhi standar.
“Dulu dikatakan baku mutu susu tidak memenuhi syarat sehingga pihak pabrik tidak mau menerimanya. Oleh karena itu kedepannya kita akan saling bekerjasama dan mengembangkan agar kadarnya sesuai dengan keinginan mereka. “Yang terpenting, apapun standar yang diterima di masa depan, tidak boleh dilanggar atau dicampuradukkan, tetapi tidak semua karakteristik akan diterima.”
Permasalahan kualitas menyebabkan pemerintah harus mengimpor susu dari beberapa negara. Dalam acara tersebut, Amran juga meminta untuk tidak memberlakukan kuota sehingga impor susu dari luar negeri bisa dikurangi.
“Yang penting kedua, petani tidak dibatasi kuota, jadi kita bisa mengurangi impor, kita bisa meningkatkan apa yang bisa kita produksi, asalkan produksi meningkat, tempo hari ada batasan, jadi kita tidak minta batasan produksi, pembatasan. Dengan memisahkan bagian-bagian industri, pendapatan ini akan masuk ke petani, “Kesejahteraan petani kita” meningkat.
Sementara itu, Bayu menjelaskan kualitas susu lokal sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Hanya saja susu impor kualitasnya lebih baik dibandingkan susu lokal.
Oleh karena itu, untuk masyarakat Indonesia, rata-rata susu dihitung dari total kekerasannya, tingkat mutu SNI-nya 11,5. Di pedesaan rata-rata jumlah yang kita kirim ke industri pengolahan susu adalah 12,5-12,8. , kualitasnya lebih tinggi dari 13.”
“Mungkin efeknya akan mempengaruhi produk akhir,” imbuhnya. “Kalau 12,5 per liter, hanya bisa 5 produk, dan 13 bisa 6 produk.”
Di sisi lain, Sony mengatakan jumlah susu yang ditolak industri semakin berkurang. Pihaknya juga berharap dapat tercipta kemitraan antara industri dan peternak untuk menjaga kualitas.
“Akhirnya akan ada kerjasama antara industri dan peternak sehingga kualitasnya bisa kita jaga,” tutupnya. Jadi jangan tambahkan air, minyak goreng, sirup gula, karbonat, dll.”
Saksikan Video Virus Petani Buang Sapi, Komisi Keempat mengecam Menteri Pertanian Prabow
(ily/rd)