Jakarta –

PT Varuna Tirta Prakasya (Persero) atau VTP akan mulai menghasilkan pendapatan pada tahun 2023. Perusahaan pelat merah yang masuk dalam daftar perusahaan terancam likuidasi selama empat tahun terakhir ini terus merugi.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI (RDP) DPR RI, Direktur Utama VTP Adi Nugroho membeberkan aktivitas perseroan selama lima tahun terakhir. Berdasarkan materi yang disampaikannya, perusahaan mengalami kerugian sebesar 2,613 juta euro pada tahun 2019.

Kemudian pada tahun 2020 merugi Rp39,644 juta, tahun 2021 Rp28,299 juta, dan tahun 2022 Rp45,834 juta. Pada tahun 2023, perseroan memperoleh keuntungan sebesar Rp 1,968 juta setelah pajak.

“Kalau dilihat dari penilaian kinerja khususnya laporan laba rugi, tahun 2019 sampai 2022 posisinya negatif, tapi tahun 2023 kita positif,” ujarnya dalam RDP penyertaan modal masyarakat di Jakarta, Selasa. . (02.07.2024).

Ia mengatakan, kinerja perseroan sudah membaik. Meski menurutnya secara nominal masih belum besar.

“Secara struktural kita membaik dan akhirnya mengarah pada posisi positif meski nilainya tidak terlalu besar,” ujarnya.

Direktur Jenderal Aset Publik Kementerian Keuangan Rionald Silaban menjelaskan perusahaan-perusahaan yang dikelola PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) menjadi sasaran restrukturisasi. Menurut dia, perusahaan yang sedang direstrukturisasi tidak perlu dibubarkan.

“Sebenarnya dalam pembicaraan dengan Kementerian Bisnis, kalau perusahaan itu masuk dalam PPA, maka sedang dalam proses restrukturisasi. Sekarang bagaimana restrukturisasinya? PPA terus meneliti. Jadi, saya bukan satu-satunya CEO PPA, tapi yang saya maksud dengan restrukturisasi bukan berarti perusahaannya akan dibubarkan juga,” jelasnya. (ACd/formulir)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *