Jakarta –
Lengan bengkak bukan sekadar gejala berat badan seseorang. Penumpukan lemak di tangan juga merupakan tanda penyakit serius.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kelebihan lemak di sekitar lengan menunjukkan peningkatan risiko penyakit Alzheimer, penyakit hati berlemak, penyakit jantung, dan osteoporosis. Mirip dengan lemak kaki, lemak lengan pernah diyakini lebih sedikit atau lebih buruk daripada lemak perut.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Neurology, jurnal medis American Academy of Neurology, para peneliti menunjukkan bahwa kelebihan lemak di perut dan lengan atas meningkatkan risiko kondisi ini, namun banyak kesulitan yang dapat mengurangi risiko tersebut.
Seperti dilansir Medical News Today, para ahli menganalisis informasi terhadap 412.691 orang, yang diikuti rata-rata selama sembilan tahun. Selama penelitian, 8.224 orang menderita penyakit neurodegeneratif. Yang paling umum adalah penyakit Alzheimer, sementara beberapa orang menderita penyakit lain atau penyakit Parkinson.
Pada awal penelitian, peserta berusia 56 tahun. Para peneliti menilai komposisi tubuh dengan mengukur lingkar pinggang dan pinggul, massa otot, kepadatan tulang, serta lemak dan berat badan.
Mereka menemukan bahwa orang dengan lemak perut (obesitas normal) atau lemak lengan tinggi (distribusi lemak lengan) memiliki peningkatan risiko penyakit neurodegeneratif.
Dalam penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa lemak perut dikaitkan dengan penyakit Parkinson dengan mengganggu reaksi otot dan mengganggu kadar insulin, sehingga menurunkan dopamin, zat kimia otak yang membantu mengontrol gerakan.
Namun, sebuah studi baru juga menemukan bahwa orang dengan banyak lemak di lengannya 18 kali lebih mungkin terkena penyakit Parkinson atau Alzheimer dan memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.
Sementara itu, mereka yang tangannya licin dan kaku memiliki kemungkinan 26 persen lebih besar untuk menderita kedua kondisi tersebut. Simak video “Cara Mencegah Penyakit Jantung pada Remaja” (kna/kna)