Palembang –

Read More : Diskon Gede! Sepeda Cuma Rp 600 Ribuan di Transmart Full Day Sale!

Departemen Kelautan dan Perikanan (KKP) hari ini menemukan lebih dari 99.648 ekor lobster goreng yang tidak bisa diselundupkan. Dalam kesempatan itu, Plt Direktur Jenderal Pemeriksaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Pung Nugroho Saksono menjelaskan modus penyelundupan benih bening lobster (BBL) yang semakin meningkat di Indonesia.

Pria bernama Ipung mengatakan, ketika para pengusaha ini menemukan cangkang lobster, mereka mencari berbagai cara untuk mengirimkannya langsung ke negara tujuan, baik melalui laut, darat, dan udara. Sebab, lobster goreng ini sudah tidak bisa hidup lagi.

“Penyelundupan BBL ini akan semakin hari semakin banyak. Hanya masalah waktu saja, tidak bertahan lama (benih lobster akan bertahan), setelah mendapat waktu paling lama 1 hari, pengirimannya tidak bisa ditunda. . Mereka akan pasti menemukan cara untuk melakukannya dengan cara ini.

Dijelaskannya, proses ini dimulai dari nelayan yang mengirimkannya ke pengepul, kemudian mengirimkannya ke pengangkut. Dia mengatakan, akhir penyelundupan ini sudah berakhir di Palembang dan Jambi. Dari Palembang dan Jambi, para pedagang menggunakan jalur laut untuk mengantarkan ke negara tujuan.

Selain itu, ia juga menyinggung soal penyelundupan melalui jalur darat. Katanya, di jalan tanah ini, para penjahat berganti mobil setiap memasuki kawasan baru.

Caranya, ganti mobil, biasanya dari Sukabumi ke Bogor, ganti mobil. Nanti menyeberang jalan, ganti mobil. Dari berangkat pun begitu, jelasnya.

Padahal, mobil yang diganti bukan hanya truk, melainkan mobil Alphard. Sekalipun Anda bepergian dengan cara khusus menggunakan jet pribadi. Ia mengatakan hal itu menyulitkan timnya. Sebab saat ingin menyusul, penulis sudah mengganti mobil dan plat mobilnya.

Soal modus udara, Ipung mengatakan pelaku menggunakan koper untuk menyimpan benur lobster. Untuk itu, pihaknya terus memantau dan bekerja sama dengan Bea dan Cukai untuk mengusut kasus tersebut.

“Di dalam koper tidak ada pakaian, tapi lobsternya. Kenapa mereka kabur? Kami sedang bekerja sama dengan tim bandara, bagaimana mereka bisa kabur? Kami terus melakukan penyelidikan untuk menutup pintu mereka dari darat, laut, dan udara. Kita harus mulai menggunakan cara ini. “Hati-hati karena penulis akan mengetahui keberadaan petugas, petugas karena kelalaiannya,” imbuhnya.

Dia mencontohkan, meningkatnya penyelundupan BBL di Indonesia disebabkan oleh tingginya keuntungan. Terkait penangkapan produsen BBL karena penyelundupan di Banyuasin, Ipung mengatakan nilainya mencapai Rp 15 miliar.

Saksikan video ‘Kapal Nelayan Vietnam Dikejar Petugas di Laut Natuna’:

(Das/das)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *