JAKARTA – Investigasi yang dilakukan oleh Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) telah mengungkapkan temuan luar biasa. Hampir 40% dari galon demon kedua yang beredar di berbagai kota penting di Indonesia telah terbukti telah dilintasi batas usia aman untuk digunakan atau termasuk dalam kategori galon galon.

Temuan ini menyoroti risiko kesehatan yang lolos dari perhatian jutaan pengguna. Mencari di 31 poin, mulai dari agen distribusi, pembaruan deposito, truk transportasi, rumah, KKI menemukan bahwa hampir 40 persen galon selama lebih dari setahun, bahkan digunakan selama lebih dari dua tahun, tanpa diganti.

Presiden Komunitas Penggunaan Indonesia (KKI), David Tobing mengungkapkan bahwa kondisi ini harus segera diakses. Dia bilang dia adalah ganula, pendek untuk galon tertua.

“Itu berarti bahwa galon ini seharusnya ditarik dari sirkulasi, karena dia tidak lagi memenuhi standar keselamatan,” kata David dalam pernyataannya (2/7/2025).

Diketahui, galon umumnya terbuat dari plastik polikarbonat yang direkomendasikan, yang hanya digunakan 40 kali lebih banyak dari isi ulang, atau sekitar satu tahun penggunaan.

Mengatasi ini, bahan galon bisa mendapatkan kerusakan mikro yang memicu pelepasan senyawa kimia berbahaya, yaitu bisphenol dan (BPA) dalam air mabuk setiap hari. BPA diketahui mengganggu sistem hormonal dalam tubuh jika terakumulasi jangka panjang.

David menambahkan, perlakuan dan distribusi yang ceroboh terus memperburuk kondisi ganul ini. Hingga 75 persen galon diangkut menggunakan truk, terpapar sinar matahari langsung, yang dapat mempercepat kerusakan material.

Di sisi lain, proses pencucian di banyak gudang masih menggunakan deterjen keras dan sikat keras, sehingga permukaan galon sedikit tergores dan meningkatkan potensi untuk menguraikan BPA menjadi air minum.

“Masalahnya adalah bahwa BPA tidak menyebabkan rasa sakit mendadak. Kerusakannya lambat, tetapi efeknya terakumulasi. Kami memberi air harian tidak sadar, bahkan jika risikonya meningkat daripada usia galon.

Faktanya, data dari Central Statistics Agency (BPS) menunjukkan bahwa sekitar 40 persen orang Indonesia, sekitar 111 juta orang berdasarkan air botolan sebagai sumber air utama. Melihat kondisi ini, KKI meminta pemerintah untuk membuat aturan ketat segera terkait dengan batas usia galon untuk perawatan yang aman dan standar kontrol.

“Air minum yang aman tidak boleh mengambil risiko tersembunyi bagi kesehatan kita,” kata David. (AKD/AKD)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *