Bandul-

Sebuah “desa mati” di Bantul telah ditinggalkan oleh penduduknya. Rupanya desa ini dibangun di dalam kampus.

Sebuah video yang memperlihatkan rumah-rumah kosong dengan tulisan “desa mati” menjadi viral di media sosial. Lokasi rumah kosong tersebut diketahui berada di Guosari, Kapanewan Pajangan, Bandul.

Tempat ini berada di tengah hutan jati. Suasananya sangat tenang. Tak hanya Kembang Putihan, Dusun Watugedug, Guosari pun punya suasana serupa.

Faktanya, ada rumah-rumah kosong di Watugedug jika melihat angka-angka yang tertulis di cat semprot di setiap dinding rumah.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa “desa mati” tersebut telah dibuka untuk pembangunan kampus UIN Sunan Kalijaga Joga.

Saat dimintai konfirmasi, Kepala Desa Guosari Masduki Rahmad menjelaskan, proses pengembangan UIN dimulai pada tahun 2013. Sedangkan pembebasan lahan dilakukan dalam dua tahun ke depan.

“Proses launching UIN Kampus 2 akan dilakukan pada tahun 2015,” kata Masduki, Senin (7/8).

Lahan Kampus 2 UIN seluas 73 hektar. Wilayahnya terdiri dari tiga dusun di Guosari, yakni Dusun Pringading, Watugedug, dan Kembangputihan.

Padahal, di lahan seluas 73 hektare, hingga saat ini terdapat sekitar 10 hingga 15 rumah yang semuanya sudah dibebaskan atau pemiliknya sudah mendapat ganti rugi atas manfaatnya, kata dia.

Karena pembebasan ini, rumah tersebut menjadi rumah kosong. Sebab, hak milik dan tanah adalah milik UIN Sunan Kalijaga.

“Jadi karena pemilik rumah mendapat ganti rugi, akhirnya mereka harus melepaskan hak atas propertinya,” ujarnya.

Namun, kata Masduki, hingga saat ini UIN belum membangun apa pun sehingga rumah kosong tersebut terlihat terbengkalai.

“Jadi properti yang dimiliki, dalam hal ini rumah dan bangunan, terlihat semakin berkurang. Apalagi warga sudah tidak bisa memanfaatkannya karena sudah membayar dari UIN,” ujarnya.

Masduki membantah keras adanya desa mati di Guosari. Menurutnya, media sosial tidak lain hanya mendramatisasi suasana.

“Tidak ada yang seperti itu (‘desa mati’ di Guosari). Saya yakin mereka mengungsi karena tidak punya hak menempati rumah, karena mendapat santunan bahkan membangun rumah baru,” tutupnya.

——-

Artikel ini dimuat di detikJogja. Saksikan video “Pemandangan terakhir rumah keluarga di ‘Desa Mati’ Kulon Progo” (wsw/wsw)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *