Jakarta –

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menggelar rapat (Raker) pertama bersama Komisi VI DPR RI. Dalam rapat tersebut, ia meminta dukungan DPR untuk merealisasikan tambahan anggaran sebesar Rp 889 miliar.

Rosan mengatakan pihaknya mendapat anggaran tahun 2025 sebesar Rp681,88 miliar. Angka tersebut hanya memenuhi 43,39% dari target tahun depan sebesar Rp1,57 triliun, dan turun 44,5% dari anggaran 2024 sebesar Rp1,23 triliun.

“Jumlah yang diterima sekarang sebesar Rp681,88 miliar. Karena kalau kita lihat pagu anggaran 2025, proyek ini bisa kita gunakan untuk hal-hal normal seperti pembayaran gaji, pekerjaan kantor,” kata Rosan, di Senayan, Jakarta, Selasa ( 3) . / 09/2024).

Menurutnya, untuk mencapai tujuan finansial tersebut, diperlukan dukungan finansial yang besar di tingkat pertama. Terdiri dari menteri perencanaan, keturunan, pembangunan, penjualan, kerjasama, pelayanan, pengadaan, pelaksanaan, teknologi informasi dimana perubahan olimpiade dan sekretariat tidak akan berjalan dengan baik.

“Sesuai uraian kegiatan eselon 1 di atas, karena tidak didukung anggaran yang cukup, hanya tersedia untuk kegiatan rutin, ini ada konsekuensinya,” ujarnya.

Selain itu, Rosan menilai hal ini juga akan berdampak pada keberadaan 9 Gedung DPR RI (IPC) yang berada di luar negeri sehingga tidak efektif dan tidak efektif. Selain itu, kurangnya dukungan anggaran juga dapat mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia.

“Sesuai rencana awal RKP 2025, target pencapaian pendapatan dipatok sebesar Rp1,905 triliun, ini akan sangat sulit dicapai. Jadi meningkat dari Rp1,650 triliun (target 2024) menjadi Rp1,905 triliun,” ujarnya . . .

“Tentunya ini akan berdampak pada penciptaan lapangan kerja, pemutusan hubungan kerja bagi pengusaha dan lainnya,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya, ada beberapa hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah tersedianya anggaran yang cukup untuk memenuhi seluruh tugas Kementerian Keuangan/BKPM.

“Kami selalu meminta bantuan seluruh pimpinan dan anggota Komite VI yang kami hormati, untuk bisa melawan kenaikan anggaran tahun 2025, mengingat tujuannya meningkat. Kami yakin anggaran kami akan meningkat karena kenaikan target tersebut. ini sangat penting, oleh karena itu kami juga mohon bantuan, dukungan dan dukungan dari ibu saya dan bapak-bapak Komisi VI,” tutupnya.

Sebagai tambahan informasi, Kementerian Keuangan/BKPM sebelumnya meminta tambahan sebesar Rp 889 miliar. Bahlil Lahadalia menyiapkan anggaran ini saat dirinya masih menjabat sebagai menteri.

Permintaan tambahan anggaran ini juga mendapat persetujuan dari Komisi VI DPR. Oleh karena itu, jika dihitung, total yang diterima mencapai Rp 1,57 triliun.

“Komisi VI DPR RI menyetujui usulan Kementerian Keuangan/BKPM sebesar Rp889.320.857.000,- yang akan digunakan untuk Program Dukungan Manajemen dan Program Penanaman Modal,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR Sarmuji dalam rapat kerja (Raker) bersama DPR. Menteri. Penanaman Modal/BKPM di Senayan Jakarta pada Selasa (06-11-2024).

Tonton juga videonya: Indonesia-Africa Forum 2024 diharapkan menghasilkan penjualan US$ 3,5 miliar

(anggur / anggur)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *