Jakarta –
Banyak masyarakat yang mengeluhkan adanya petugas parkir liar saat berbelanja di mall. Oleh karena itu, beberapa pemerintah daerah telah melarang pemberontakan di wilayah tempat mereka beroperasi.
Namun, salah satu juru parkir di toko Alfamart di Duren Sawit, Jakarta Timur, bernama Arif, 64, mengaku tidak pernah memaksa pelanggan untuk membayar parkirnya. Ia pun mengaku tidak pernah memungut biaya parkir kepada pelanggan.
Ia bahkan mengatakan bahwa ia merasakan kegembiraan yang luar biasa ketika pelanggan meminta maaf kepadanya karena tidak membayar parkirnya. Karena merasa dihargai dan pria tersebut sebenarnya ingin memberi, namun tidak mempunyai uang, maka ia meminta maaf.
Makanya kadang ada yang bilang ‘maaf’, itu yang buat saya senang sekali, karena mungkin mau ngasih, tapi tidak ada uang kembaliannya. Ya, bukan seperti itu, ”ujarnya usai bertemu detikcom. Senin (20/5/2024).
Selain itu, Arif mengaku selalu berusaha untuk tidak mengganggu kenikmatan pengunjung warung kecil tersebut dengan datang sambil memegang bagasi belakang sepeda motor. Sebab menurutnya, tidak semua orang menyukai kegiatan tersebut.
“Banyak orang yang merasa tidak nyaman memegang bagian belakang motor dan terkadang merasa terpaksa membayar, namun saya bisa membantu saat sedang menepi (dengan menghentikan mobil atau motor yang lewat di jalan). Saya masuk, saya tunjukkan tempat parkirnya agar tidak rusak, ”ujarnya. Kebijaksanaan.
Dengan pekerjaannya itu, ia mengaku hanya bisa mendapat penghasilan Rp70 ribu sehari. Bahkan toko kecil pun penuh dan banyak orang yang ingin memberi.
Kalau tidak bisa bawa pulang sekitar Rp 40-60rb. Katanya, terendah yang didapatnya hanya Rp 30 ribu.
“Seharian di sini saya dapat Rp 40k, Rp 60k, kadang kalau kerja bisa Rp 70, cuma kalau sepi dapat Rp 30k, kalau pulang saya mikir kok bisa dapat Rp 30 di jalan ini,” dia berkata.
Sementara itu, juru parkir di salah satu minimarket Indomaret di kawasan Matraman, Jakarta Timur, yang enggan disebutkan namanya, juga mengaku tidak pernah mematok harga atau memaksa pemiliknya membayar biaya parkir.
Oleh karena itu, kata dia, dana yang terkumpul merupakan hasil kerja sukarela para pengunjung. Dari sana, ia bisa mendapat penghasilan Rp 150-250 ribu dalam sehari.
“Di sini tidak ada batasan (harus membayar sejumlah tertentu), hanya boleh diberikan kepada siapa saja yang mau. (Pengunjung) tidak bisa memaksa Indomaret (membayar biaya parkir kepada pengemudi),” kata sang sopir.
“Kadang mereka kasih Rp 2.000, kadang Rp 3.000, kadang Rp 4.000, nggak perlu, banyak yang tidak. Saya di sini bukan untuk memaksa,” ujarnya.
Artinya, seorang tukang kayu bisa mendapat penghasilan sekitar Rp150-250 ribu per hari, bisa membawa pulang Rp4,5-7,5 juta per bulan. Jumlah tersebut lebih kurang dari gaji UMR di Jakarta yang sebesar Rp5,06 juta per bulan. (fdl/fdl)