Jakarta –
Perdana Menteri Bidang Persiapan Kemanusiaan dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menilai kesenjangan sosial seperti pendidikan, perekonomian, dan kesempatan kerja di masyarakat dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap maraknya game online di Indonesia.
Namun menurutnya, banyak juga faktor selain kesenjangan sosial yang membuat korban berpindah ke perjudian online. Sebab tidak semua korban terjerumus ke dalam aktivitas ilegal karena ketimpangan tersebut.
Misalnya saja kasus seorang polisi wanita (Paul Van) yang membakar suaminya karena menghabiskan 13 bulan bermain game online. Meski sang suami juga anggota Polri, artinya baik secara ekonomi maupun pendidikan, ia harusnya menjadi perwira.
“[Ketimpangan sosial] itu bisa jadi faktor, kita tidak bisa memprediksi, misalnya kasus polisi kemarin yang membakar suaminya, anggota Polri, saya kira ini bukan sebuah garis (kata Muhadjir. di Pilpres) Istana di Jakarta pada Kamis (13/6/2024).
Selain itu, Muhadjir mengatakan pemerintah akan terus menangani korban yang sudah terlibat perjudian online. Misalnya saja dengan proses perkenalan. Bahkan, beberapa di antaranya kini masuk dalam daftar penerima bantuan sosial dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Ya, kami sudah menyiapkan banyak advokat bagi para korban perjudian online. Misalnya saja, kemudian kami masukkan ke DTKS sebagai penerima sosial,” ujarnya.
Kemudian, bagi para korban perjudian online yang mengalami gangguan kesehatan jiwa, pihaknya juga meminta Kementerian Kesejahteraan Sosial (Kemensos) untuk memberikan pembinaan.
“Kemudian bagi yang mempunyai gangguan kesehatan jiwa, maka kami mohon Kemensos turun dan memberikan nasehat dan bimbingan,” pungkas Muhadjir. (fdl/fdl)