Jakarta
Diproduksi oleh PT Pindad (Persero), Maung atau MV3, mobil tersebut diyakini diperuntukkan bagi perwira eselon I.
Kepala Staf Presiden (KSP) AM Putranto mengatakan, mobil Maung memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 70 persen. Sisanya 30 persen berasal dari Korea, katanya.
“Mobil itu luar biasa. TKDN masih ada 70 persen. Lalu 30 persen dari Korea, Mercy, Ssangyong ya, dari ground floor, mesin dan rangka. Itu mobil langka. Dan harus punya,” Putranto. Dikutip dari video berdurasi 20 detik.
Sebelumnya beredar kabar di media sosial bahwa Maung mirip dengan mobil Korea Ssangyong Rexton. Sejumlah warganet membandingkan desain interior MV3 Garuda Limousine milik Prabowo, terutama dashboard, dengan Ssyangyong Rexton asal Korea. Ssayngyong Rexton sendiri memang belum resmi dijual di Indonesia, namun mobil ini sangat populer di banyak negara seperti Australia.
Dasbornya sangat mirip antara MV3 Garuda Limousine dan Ssangyong Rexton. Kemiripan terlihat pada dashboard, pengontrol AC, konsol tengah, tuas persneling, dan terakhir pada lingkar kemudi.
Menurut Putranto, PT Pindad menargetkan 5.000 unit mobil bisa diproduksi dalam 100 hari kerja.
“Oh iya, semuanya wajib di mobil menteri. Kebetulan saya bawa ke sana,” ujarnya.
“Semuanya, termasuk saya,” kata Putranto menjelaskan, seluruh petugas akan menggunakan mobil Maung.
Sekadar informasi, MV3 Maung menggunakan mesin diesel turbo berkapasitas 2.200cc yang mampu melaju dengan kecepatan aman 100km/jam dan memiliki jangkauan hingga 500km. Dari segi performa, mesin pada MV3 Maung disebut mampu menghasilkan tenaga maksimal sebesar 202bhp atau setara 199bhp.
Maung saat ini mempunyai beberapa pilihan yaitu Maung Tangguh, Maung Jelajah dan Maung Kaisar. Maung Tangguh didesain tanpa pintu baik bagi pengemudi maupun penumpang. Saat ini MV3 Maung Commander dilengkapi dengan soft top, sedangkan MV3 Maung Jelajah dilengkapi dengan Soft Top. Ketiganya memiliki bobot kosong sekitar 2.100 kg.
Tonton video “Video: Menlu perkenalkan pengembangan kendaraan utilitas Maung kepada menteri” (rgr/dry)