Jakarta –
Diketahui bahwa insomnia meningkatkan risiko usia tua. Tetapi inovasi baru dapat ditemukan lebih berbahaya.
Menurut survei, tidur rata-rata sembilan jam dapat menyebabkan penuaan otak, yang nantinya dapat menyebabkan masalah memori. Studi ini mengandung 1853 orang dewasa yang sehat berusia 27-85 tahun. Para peneliti belajar bagaimana periode tidur mereka mempengaruhi kemampuan kognitif.
Fungsi kognitif para peserta ditentukan oleh standar memori emas, rasionalisme oral, menjilati secara visual setiap empat tahun setiap empat tahun. Peserta menyelesaikan penelitian setiap empat tahun, dan mereka biasanya menggambarkan jumlah jam tidur setiap malam.
Akibatnya, orang dengan sembilan jam atau lebih tidur berkinerja sangat buruk dalam empat tes kognitif selama studi 10 tahun. Para peneliti telah menemukan kesimpulan terburuk mereka yang telah menunjukkan gejala depresi dan sembilan jam atau lebih malam.
Gangguan suasana hati dapat menyebabkan sistem tidur yang berlebihan. Para ahli mengklaim bahwa depresi adalah alasan penurunan kognitif.
Namun, tidak hanya mereka yang merasakan yang terburuk tetapi juga mereka yang memiliki lebih banyak tidur. Peserta yang tidak menunjukkan gejala depresi, tetapi tadi malam tidak tidur selama lebih dari sembilan jam, untuk menikmati penurunan aktivitas kognitif.
“Daya tahan dan sistem tidur berkontribusi pada risiko defisit kognitif dan penyakit Alzheimer, Profesor Young menjelaskan.
Pengungkapan ini mengulangi penelitian sebelumnya, termasuk yang diterbitkan dalam Journal of Mental Research. Studi ini menemukan bahwa tidur sepanjang malam dalam lebih dari delapan jam terkait dengan pelemahan 64%.
Para ahli tidak sepenuhnya percaya mengapa banyak waktu menyebabkan kelemahan. Namun, di Swedia, alasannya adalah penyebab sirkulasi (tidur dan siklus yang dibangun secara alami) dapat mempengaruhi banyak fungsi fisik. Lihat Video “Video. Risiko Lonely Usia” (rusa / Kna)